Ansor dan Banser Purbalingga Bersitegang dengan HTI
Minta HTI Dibubarkan Spanduk dan Panji Milik HTI Diturunkan PURBALINGGA - Dua kegiatan atau acara yang berbeda lokasi antara GP Ansor dan Banser serta Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berubah ricuh, Sabtu (8/4). Kubu GP Ansor dan Banser saat itu sedang berada di komplek makam Pahlawan Purbosaroyo Purbalingga, sedangkan HTI sedang melakukan orasi dan aksi damai di bundaran patung Jenderal Soedirman. Tak berselang lama, rombongan GP Ansor dan Banser berjalan menuju ke arah kegiatan HTI dan mulai bersitegang. Pantauan Radarmas di lokasi, sempat terjadi perebutan bendera atau panji milik HTI oleh Banser dan GP Ansor. Polisi yang mengamankan sejak awal kegiatan, langsung melakukan penanganan dengan mengamankan masing-masing pihak. Data yang dihimpun Radarmas dari pihak GP Ansor dan Banser, sekitar 1.000 anggota GP Ansor dan Banser melakukan longmarch dan orasi dalam rangkaian HUT ke-83 GP Ansor. Mereka menurunkan spanduk dan bendera ormas HTI di bundaran patung Jenderal Soedirman. Spanduk tersebut bertuliskan Saatnya Umat Bangkit Dengan Syariah yang dipasang anggota HTI. GP Ansor meminta agar HTI di Purbalingga dibubarkan karena dinilai merongrong keutuhan NKRI. Usai longmarch ke depan pendapa, salah satu orator Ustad Toriq mengatakan, GP Ansor dan Banser menolak keras ormas yang tidak mendukung NKRI termasuk HTI. Ansor dan Banser siap mengawal keutuhan NKRI. "Kami minta agar HTI di Purbalingga dibubarkan. Kita jangan terlena walaupun HTI hanya segelintir namun ini sebuah ancaman. Maka kami akan menolak ormas yg mengatasnamakan Islam, namun ingin akan membentuk khilafah Indonesia. Mumpung masih sedikit lebih baik dibubarkan," katanya. Mereka juga menyatakan sikap yang ditandatangani dan dibacakan Ketua GP Ansor Purbalingga Muhamad Salim Efendi dan Kepala Cabang Banser Purbalingga Musalim. Sikap mereka, menolak gagasan khilafah yang diusung HTI karena mengakibatkan perpecahan dan mengancam keutuhan NKRI yang berbineka tunggal ika. Mereka menolak seluruh kegiatan HTI yang menyebarkan propaganda khilafah, dengan maksud mengubah Pancasila sebagai ideologi dan asas tunggal kehidupan bernegara. Menuntut pembubaran HTI di bumi pertiwi ini baik secara organisasi faham maupun pola tindakan. Mereka menuntut dan mendesak kepada aparat yang berwenang untuk menjalankan tugasnya menjaga keamanan nasional dengan menindak tegas organisasi atau perorangan yang menyebarkan ideologi yang memicu pada gerakan anti-NKRI. Menghimbau pengikut HTI untuk kembali kepada ajaran ahli sunah waljamaah yang sesuai dengan bingkai NKRI. Pada hari yang sama, sekitar 10 anggota HTI memasang spanduk di perempatan Patung Jenderal Soedirman. Mengetahui hal itu, massa GP Ansor dan Banser mendatangi perempatan patung Jenderal Soedirman untuk melepas spanduk yang telah dipasang HTI. Kapolres Purbalingga AKBP Agus Setiawan Heru Punomo melalui Wakapolres Kompol Robert Sihombing enggan berkomentar. Pihaknya hanya mengatakan, masih mendalami kasus tersebut. “Secara lengkap mungkin akan disampaikan dalam rilis resmi setelah kami mendapat hasil dari pendalaman dan pemeriksaan,” kata Robert. Ketika dikonfirmasi, Ketua DPD II HTI Kabupaten Purbalingga Amin Rifa’i Hidayat mengakui, ada massa dari organisasi tertentu melakukan perampasan puluhan panji Rasululloh, pembubaran secara paksa aksi damai HTI, dan memukul salah satu anggota HTI di perempatan Terminal Purbalingga. Dia menilai jika kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi negara, yaitu pasal 28E ayat 3 UUD 45 dan UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum. “HTI berkomitmen dalam setiap kegiatan selalu mengikuti prosedur hukum dan perundangan yang ada. Kami juga organisasi berbadan hukum perkumpulan dan legal, serta tidak pernah melakukan kegiatan anarkis, penghadangan atau pembubaran kegiatan kelompok lain,” tegasnya, kemarin (9/4). Dia juga mengklaim dalam garis perjuangan HTI selalu mengedepankan ukhuwah islamiyah, non kekerasan dan dakwah pemikiran dengan diskusi dan dialog. (amr/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: