Bupati Husein dan Menteri Perindustrian Kunjungi Industri Gula Semut, Unjuk Gigi Melalui Penerapan Teknologi

Bupati Husein dan Menteri Perindustrian Kunjungi Industri Gula Semut, Unjuk Gigi Melalui Penerapan Teknologi

KUNJUNGAN: Bupati Banyumas mendampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi industri gula semut, Cilongok, Selasa (7/12). PURWOKERTO - Tahun ini masih jadi tahun yang berat bagi Ketua Koperasi Serba Usaha Nira Satria, Nartam A. Pandemi membuat permintaan pasar akan gula nira turun sampai 60 persen. Naiknya biaya kapal jadi biang keladinya. "Sekarang naik jadi 300 persen. Yang tadinya Rp 50 juta per peti kemas sekarang bisa Rp 150 juta hingga Rp 200 juta sekali kirim sejak Maret 2020," katanya. Mahalnya ongkos distribusi membuatnya berpikir dua kali. Terutama saat hendak mengirim barang. "Kita tidak berani mengirimkan, karena rata-rata pembeli minta kirim langsung ke luar negeri. Kalau kita bilang tonase bisa sampai 17,5 ton sampai 25 ton per bulan. Kita cari pembeli-pembeli yang mau dengan sistem FOB, jadi kita antar sampai pelabuhan," jelasnya. Meski sedang dipukul distribusi yang mahal, usahanya menolak kalah. Malah sebaliknya, makin berinovasi. Juga menyesuaikan dengan teknologi. "Kita ada penerapan 4.0 di tingkat processing, yaitu tentang penghematan bahan bakar. Jadi ada produk masuk, kita bisa melakukan test langsung produk berasal dari mana. Jadi nanti kita scan barcode, dan ada panel-panel bisa melihat gas dan kadar panas," tuturnya. Penerapan teknologi cukup berimbas. Terutama pada penghematan oven. Dikatakan, pihaknya mendapat alat tersebut bantuan dari Kementerian Perindustrian 2020 lalu. "Hemat gas 30 persen. Bisa trace produk dari hulu sampai hilir. Dulu kita bisa cost lebih tinggi 30 persen, kalau dirupiahkan sekali ngoven bisa Rp 40 ribuan. Satu hari itu tiga kali ngoven," ucapnya. Penerapan teknologi 4.0 pada usahanya, yang membuat Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berkunjung ke Koperasi Serba Usaha Nira Satria di Desa Pernasidi RT 03 RW 01 Kecamatan Cilongok, Selasa, (7/12). Kunjungan itu untuk melihat implementasi dari industri 4.0 di KSU Nira Satria. "Koperasi ini bisa dijadikan percontohan bagi UMK yang lain. Kita lihat bahwa penerapan teknologi di suatu industri, akan menambah nilai tambah bagi seluruh ekosistem yang ada di industri tersebut," kata Agus. Menurutnya, banyak manfaat yang didapatkan dengan menerapkan teknologi di sektor industri kecil menengah. https://radarbanyumas.co.id/sandiaga-uno-ke-cikakak-wangon-warga-tumpah-ruah-ke-lokasi-kegiatan/ "Dari petani banyak terbantu, dari digitalisasi atau 4.0, dari buyer juga terbantu. Kata kunci dari penerapan 4.0, mendorong efisiensi dari proses produksi. Secara waktu lebih efisien. Yang biasanya menggunakan manual, ketika dilakukan teknologi pasti ada waktu yang dihemat," ujarnya. Dikatakan, KSU Nira Satria memang punya tempat tersendiri di hatinya. Menurutnya, penerapan teknologi 4.0 memberikan banyak manfaat. Yang artinya, siapapun juga bisa melakukannya. "Ini percontohan, kenapa saya hari ini (kemarin, red) datang ke Banyumas. Jujur saja dalam tiga forum terakhir yang saya ikut di Jakarta, dalam sambutan saya jadikan contoh Nira Satria ini. Teknologi pasti bisa membantu," paparnya. Terkait penjualan yang menurun, tuturnya, hanya soal waktu saja. Namun, Agus optimis tahun depan kondisinya bisa lebih baik lagi. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: