Perkenalkan, 'Kopi Robusta Baseh'

Perkenalkan, 'Kopi Robusta Baseh'

Kopi menjadi salah satu kekayaan alam Baseh, disamping kekayaan alamiah lainnya. Kopi Robusta Baseh. Sudah spesifik, kopi baseh itu robusta. Atau sebaliknya, kalau bicara robusta Banyumas ya Baseh. SEKITAR lima tahun terakhir, kopi menjelma menjadi idola. Tidak ada lagi dikotomi lokal non lokal untuk mendiskreditkan. Sebaliknhya, karakter 'kopi lokal' semakin menemukan ruang dengan asal daerah yang beragam. Tidak terkecuali di wilayah Banyumas. Wilayah lereng Gunung Slamet menjadi jalur budidaya kopi Banyumas peninggalan Belanda. Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng adalah salah satunya. https://radarbanyumas.co.id/karangreja-dan-karangjambu-didorong-jadi-sentra-kopi-arabika/ "Kopi menjadi salah satu kekayaan alam Baseh, disamping kekayaan alamiah lainnya," kata Kepala Desa Amin Fauzan. Sepanjang lereng Gunung Slamet, kata Fauzan, memang banyak desa yang memiliki kebun kopi. Baseh sendiri dengan ketinggian sekitar 700 mdpl, punya produk pertanian kopi yang khas. Dalam rentang tiga tahun terakhir, Pemdes serius menggarap potensi tersebut. Salah satunya menginisasi kebangkitan kopi melalui BUMDes 'Unggul Raharja'. "BUMDes kita bangkitkan. Sinergi dengan karangtaruna, gapoktan, KPMD. Mulai kegiatan studi banding ke Temanggung sampai aksi implementasi di Desa Baseh," kata Fauzan lagi. BUMDes bicara kopi Baseh dari hulu ke hilir. Mulai rehabilitasi bibit atau tanaman yang sudah ada. Melakukan proses stek, hingga menanam bibit kopi baru. Dari sisi kebijakan dan budgeting, Pemdes juga mendorong dengan pembelian bibit baru. "Yang juga tidak kalah penting, kami punya brand baru. Perkenalkan; Kopi Robusta Baseh. Jadi sudah spesifik, kopi baseh itu robusta. Atau sebaliknya, kalau bicara robusta Banyumas ya Baseh," tegas Fauzan lagi. Direktur BUMDes Unggul Raharja, Warsito menyebutkan rinci perkiraan pohon kopi di Baseh. Mulai sekitar 7.000 batang stok lama, belum direhabilitasi. Sementaran sebanyak sekira 5.500 batang direhabilitasi. Adapun jumlah tanaman baru dari APBDes sekitar 6.500 batang pohon. "BUMDes dibantu lintas komunitas dan sektor tinggal menggiatkan semua proses hulu ke hilir. Karena secara kualitas Kopi Robusta Baseh sangat khas dan itu menguntungkan kita," katanya. Pada level hilir, kata Warsito, sudah dilakukan pelatihan bartender dan pengolahan kopi secara umum. Terbaru, bahkan sudah dibelikan peralatan memadai supaya ada added value kopi siap saji di Baseh sendiri. "Bijinya ada, kalau mau ngopi langsung juga ada," katanya menggambarkan. Sesuai karakternya, pada level hulu, BUMDes menggandeng generasi muda Desa Baseh. "Bibit sudah ada, pohon berbuah, pilih biji sudah, proses sudah, packaging dan brand ada. Maka, sudah saatnya Kopi Robusta Baseh menjadi primadona," katanya lagi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: