Umat Tionghoa Sembahyang Pehcun di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Jadi Ibadah Massal Perdana di Pandemi

Umat Tionghoa Sembahyang Pehcun di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Jadi Ibadah Massal Perdana di Pandemi

FIJRI/RADARMAS BAKCANG : Juru kunci Klenteng Boen Tek Bio melakukan sembahyang Pechun sebagai peringatan Hari Bakcang, Kamis (25/6). BANYUMAS-Warga keturunan Tionghoa menjalankan sembahyang Pehcun di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas. Kegiatan untuk memperingati Hari Bakcang yang jatuh setiap tanggal lima bulan lima kalender lunar China. Pada tahun 2020 ini, bertepatan dengan tanggal 25 Juni kalender nasional. "Sembahyang Pehcun merupakan ibadah perdana yang melibatkan banyak orang di Klenteng sejak adanya corona virus," kata Humas Klenteng Boen Tek Bio Banyumas Sobita Nanda, Kamis (25/6) di lokasi. Dalam tradisi tersebut, umat menyediakan kue bakcang. Kue terbuat dari nasi yang diisi daging babi dan dibungkus khusus menggunakan daun bambu. Diceritakan Sobita, kue bakcang dalam sembahyang Pehcun tidak lepas dari tokoh sejarah bernama Qu Yuan. Selain sebagai sarjana patriotik, Qu Yuan merupakan seorang menteri. Sosoknya disukai dan dikagumi rakyat. Hingga suatu ketika, Qu Yuan difitnah dan dibuang ke pengasingan. Setelah menteri lain yang korup berhasil meyakinkan raja agar percaya atas tuduhan palsu yang menimpa Qu Yuan. Lalu, Qu Yuan menenggelamkan diri di sungai. Ritual bunuh diri sebagai bentuk protes. Warga atau penduduk desa berusaha mencari keberadaan menteri menggunakan perahu. Sembari memukul drum untuk menakuti ikan dan roh jahat agar tidak mengganggu tubuh Qu Yuan. Mereka juga melempar bungkus beras ke dalam sungai. Pelemparan bungkus beras juga dimaksudkan sebagai persembahan untuk roh Qu Yuan. Sehingga untuk mengenang jasa Qu Yuan, dilestarikan tradisi bakcang. "Sembahyang Pehcun untuk meminta keselamatan pada Tuhan," pungkas Sobita. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: