Pasar Pinggir Alas Tak Sekedar Tempat Jualan

Pasar Pinggir Alas Tak Sekedar Tempat Jualan

SPOT FOTO : Selain menyediakan aneka jajanan tradisional, Pasar Pinggir Alas juga menyediakan banyak spot untuk berfoto. HAKIM/RADARMAS PURWOKERTO-Pasar Pinggir Alas yang berlokasi di Grumbul Muntang Desa Karengtengah Kecamatan Baturraden, telah diresmikan Sabtu (15/6) oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani. Pasar ini sengaja dibuat dengan nuansa tradisional, dengan pintu gerbang berbahan bambu dan menyajikan makanan dan minuman tradisional. Setiap Sabtu-Minggu, pasar ini sudah dipenuhi pengunjung. Beragam ornamen dari bambu terpasang menghias pintu. Saat pembukaan pria berbeskap dan perempuan berjarit menyambut pengunjung di pintu dengan senyum terkembang. Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani, mengapresiasi inisiatif warga kawasan wisata Baturraden yang membuka destinasi wisata digital ini. Dia mengingatkan pengelola untuk tetap menonjolkan keunikan dan ciri khas sebagai identitas pasar tersebut. “Yang penting jaga kebersihan dan makanan harus higienis, perbanyak tempat selfie, dan upayakan pasar ini memiliki ciri khas tersendiri. Jadi tidak terkesan menjiplak di tempat lain,” kata dia. Ketika memasuki area dalam pasar, terlihat beberapa tampah terpasang, lengkap dengan tulisan-tulisan menghibur yang bertuliskan pesan maupun daftar harga makanan dan minuman. Beberapa sudut juga disiapkan hiasan untuk berswafoto ria, sehingga banyak pengunjung yang tidak melewatkan kesempatan ini untuk berfoto. Tempat menyajikan jajanan pun sebagian besar menggunakan perkakas dari tanah liat. Sebelum membeli makanan, minuman, dan cenderamata yang dijual, pengunjung harus menukarkan uang di dekat pintu masuk. Pasar ini hanya menerima transaksi pembayaran dengan menggunakan uang kepengan yang terbuat dari batok kelapa. Satu kepeng uang 2 sen setara dengan Rp 2 ribu dan 5 sen setara dengan Rp 5 ribu. Pengelola Pasar Pinggir Alas, Sudiro mengatakan, ide untuk membuat pasar ini dilatarbelakangi keinginan untuk memberdayakan masyarakat desa. Setelah berdiskusi dengan sejumlah pelaku wisata, akhirnya lahan miliknya seluas 3.000 meter persegi dimanfaatkan untuk membuat pasar tradisional Di tempat tersebut terdapat 80 lapak. Namun baru 65 yang terisi untuk stan makanan dan 10 stan untuk suvenir. Lapak yang masih kosong disebabkan karena sejumlah pedagang berasal dari Banyumas, tapi juga luar kota seperti Purbalingga Sudiro menambahkan pasar ini, menjual lebih dari 100 jenis makanan tradisional, mulai dari jajanan pasar, minuman tradisional, hingga makanan khas jaman kuno. Ada banyak minuman tradisional diantaranya wedang cleblek (kopi), jamu, es mutiara, jahe, uwuh, dawet ayu, badeg (air nira), es cau (cincau), bajigur dan sebagainya. Sedangkan jajajan tradisional terdapat mendoan, getug, ciwel, cenil, inthil, pecel, gebral, candil, buntil, grontol, kacang godhog, busil, krawu, lopis, oyek, klepon, kemplang, srabi, awug-awug hingga nagasari Pasar tradisional ini rencananya buka setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional. Waktu operasional mulai pukul 06.00 hingga 17.00. (hkm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: