Gerahana Matahari Total Terjadi di Indonesia Tahun 2023

Gerahana Matahari Total Terjadi di Indonesia Tahun 2023

DIMAS PRABOWO/RADARMAS GERAHANA MATAHARI: Penampakan saat terjadi gerahana matahari cincin Kamis (26/12) siang kemarin di Purwokerto. Foto diambil di Arcawinangun. PURWOKERTO - Fenomena gerhana matahari akan kembali menyapa Indonesia. Namun, yang akan melintasi Indonesia pada 2023 adalah Gerhana Matahari Total (GMT). Indonesia akan dilintasi Gerhana Matahari berikutnya pada 2023. Gerhana Matahari Total akan bisa dilihat secara sempurna di Papua. Namun, untuk gerhana matahari cincin baru akan kembali terjadi pada 2031. "Yang terdekat dan yang besar itu gerhana matahari total yang akan terjadi pada tahun 2023 di Papua, yang lain akan dapat sebagian atau gerhana matahari parsial," ujar pakar astronomi Riser Fahdiran usai konferensi pers pengamatan gerhana matahari cincin di Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) di Jakarta Pusat, Kamis (26/12). Sedangkan gerhana matahari cincin, menurut Riser akan melintasi Indonesia pada 2031. Sebenarnya, ujar dia gerhana matahari bukanlah sesuatu yang langka tapi kemungkinan terjadi di suatu tempat yang samalah yang tergolong langka. Untuk masyarakat wilayah Kalimantan Utara, pada tahun 2020 bisa menjumpai gerhana matahari. Pada tahun itu yang akan terjadi gerhana matahari parsial. "Tahun 2020 ada yang lewat Indonesia, tapi hanya di Kalimantan Utara. Itu pun gerhana matahari parsial tipis sekali, karena memang pusatnya di China," kata anggota Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) Ananda Reza. Untuk diketahui fenomena gerhana matahari cincin terjadi pada Kamis (26/12). Titik terbaik untuk melihat bentuk cincin sempurna berada di Kabupaten Siak, Riau dan kota Singkawang, Kalimantan Barat. Sementara itu, daerah lain di Indonesia seperti di Pulau Jawa hanya melihat gerhana matahari parsial atau sebagian. Namun, menurut Kepala Divisi Operasi Pusat Peragaan Iptek Kementerian Riset dan Teknologi Setyo Purnomo, gerhana matahari cincin dapat diamati di 25 pusat kota dan kabupaten di tujuh provinsi di Indonesia yakni Aceh, Riau, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara pada 26 Desember 2019. "Kebetulan fenomena sekarang itu kan fenomena yang langka dan yang terlihat gerhana cincin yaitu ada di Sumatera dan di Kalimantan, ada di 7 provinsi di Indonesia itu kalau kita lihat ada 25 kota dan kabupaten. Untuk di Jakarta sendiri yang terlihat adalah fenomena matahari parsial atau sebagian," katanya dalam kegiatan Peneropongan Gerhana Matahari Cincin di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kegiatan peneropongan gerhana matahari cincin itu merupakan salah satu upaya PP Iptek dalam mengedukasi masyarakat tentang fenomena alam yang dijelaskan secara ilmiah, karena hanya tempat-tempat tertentu yang menyediakan fasilitas peneropongan gerhana matahari seperti Planetarium di Taman Ismail Marzuki, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Observatorium Bosscha Bosscha. Masyarakat Indonesia dapat mengamati gerhana matahari cincin di daerah yakni Sinabang dan Singkil di Provinsi Aceh; Sibolga, Pandan, Tarutung, Padang Sidempuan, Sipirok, Gunung Tua, Sibuhuan di Sumatera Utara; Pasir Pengaraian, Dumai, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, Selat Panjang di Provinsi Riau; Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Batam dan Bandar Seri Bentan di Provinsi Kepulauan Riau; Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang, Putussibau di Provinsi Kalimantan Barat; Tanjung redep di Provinsi Kalimantan Timur; Tanjung Selor di Provinsi Kalimantan Utara. Pada 26 Desember 2019, gerhana matahari cincin terjadi di sebagian Sumatera dan Kalimantan. Waktu puncak gerhana matahari cincin paling awal terjadi di Sinabang, Aceh pada pukul 11.55 WIB dan berakhir di Tanjung Redep, Kalimantan Timur pada pukul 14.10 WITA. Sementara di Singkawang, Kalimantan Barat, puncak gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 12.42 WIB dan berakhir pada pukul 12.44 WIB. Di Tanjung Redep, Kalimantan Timur, puncak gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 14.10 WITA dan berakhir 14.12 WITA. Di Tanjung Selor, Kalimantan Utara, puncak gerhana matahari cincin terjadi pukul 14.10 WITA dan berakhir 14.11 WITA. Di Sinabang, Aceh, puncak gerhana matahari cincin terjadi pukul 11.55 WIB dan berakhir 11.56 WIB. Di Sibolga, Sumatera Utara, puncak gerhana matahari cincin terjadi pukul 12.04 WIB dan berakhir pukul 12.06 WIB. Di Siak Sri Indrapura, Riau, puncak gerhana matahari terjadi pukul 12.16 WIB dan berakhir pukul 12.18 WIB. Di Batam, Kepulauan Riau, puncak gerhana matahari cincin terjadi pukul 12.24 WIB dan berakhir 12.26 WIB. Sementara itu, di Purwokerto hanya terlihat gerhana matahari sabit dari balik filter kacamata khusus anti UV. Berdasarkan pantauan Radarmas yang mangambil foto dari wilayah Kelurahan Arcawinangun. Tepatnya di sebelah timur SPBU Arcawinangun. Radarmas awalnya mengambil foto dari wilayah Karangwangkal Unsoed pada pukul 11.36, namun belum maksimal. Kemudian berpindah di Arcawinangun. Puncaknya, gerhana matahari sabit terjadi pukul 12.51. Elfa, salah satu warga Purwokerto mengatakan, bisa melihat dengan kacamata ultraviolet. Dia pun menjadi salah satu orang yang beruntung dengan melihat gerhana matahari sabit. "Kalau dengan mata telanjang tidak kelihatan. Harus pakai kacamata ultraviolet. Baru terlihat sabitnya," kata dia. Gerhana matahari cincin adalah fenomena ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya. (gw/dim/fin/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: