Tak Punya BPJS, Guru Ngaji Lumpuh Asal Banyumas Hanya Berobat Teh Herbal

Tak Punya BPJS, Guru Ngaji Lumpuh Asal Banyumas Hanya Berobat Teh Herbal

BANYUMAS-Meski terus berusaha tegar melanjutkan perjuangannya mengajar mengaji bagi anak-anak di lingkungannya pasca menderita kelumpuhan akibat kecelakaan 17 tahun silam, Sugiarto (39) warga Grumbul Dukuh Pucung II Desa Karangbawang Kecamatan Ajibarang, ternyat asangat membutuhkan bantuan pengobatan. Sebab dia ternyata atak memiliki kartu jaminan kesehatan. Dia terpaksa menggunakan teh herbal untuk meredam rasa sakit bekas luka kecelakaan. Teh serbuk dengan hatga Rp 75 ribu per botol pun didapatkan dengan pemberian tulus sahabatnya karena keterbatasan ekonomi tidak selalu membuatnya bisa membeli. TETAP SEMANGAT : Kelumpuhan yang diderita Sugiarto akibat kecelakaan yang menimpanya 17 tahun silam, tak memudarkan semangatnya untuk terus mengajar mengaji. (AGUS MUNANDAR/RADARMAS) Ditemui di rumahnya sebelum mengajar mengaji, Sugiarto mengatakan, teh herbal dengan label warna merah hanya bisa habis selama dua minggu untuk diseduh menjadi minuman teh. Tetapi dia selalu merasa tidak enak jika teh tersebut habis karena tidak ada uang untuk membeli sehingga mengandalkan sahabatnya untuk membelikan di Wangon. "Saya sampai tidak enak karena jika habis bingung mau ngomong kepada sahabat jika kesini. Karena saya tidak punya uang. Kalau ada uang saya minta tolong dibelikan tidak masalah, tapi karena saya tidak punya uang,"ujarnya. Menurut dia, teh tersebut menjadi obat disaat rasa sakit di bagian kepala dan pinggang bekas luka kecelakaan sedang terasa. Juga saat rasa sakit datang di bagian kepala, dia membuat minuman teh dari teh herbal tersebut agar rasa sakitnya sedikit hilang. "Kalau mau beli obat medis harus dengan resep dokter. Untuk menebus obat dari dokter bisa sampa ratusan ribu dan saya tidak ada uang. Untuk itu hanya bisa mengandalkan teh herbal. Kalau berobat juga biayanya banyak karena tidak punya BPJS,"jelasnya. Dalam keterbatasan tersebut, dia tetap bersemangat untuk mengajar mengaji anak-anak komplek rumahnya.Dia berharap anak-anak tetap bersemangat mengaji. "Setiap hari minim ada 8 anak. Jika sedang libur sekolah bisa banyak," ungkapnya. Kepala Desa Karangbawang, Budi Supraptoro mengatakan, pihaknya akan mengajukan bantuan untuk Sugiarto. Riwayat kependudukan juga sedang dicek karena yang bersangkutan sudah cerai sejak tahun 2000-an. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: