Awalnya Hanya Iseng, Kini Karyanya Tersebar ke Nusantara

Awalnya Hanya Iseng, Kini Karyanya Tersebar ke Nusantara

Danu saat menyungging wayang (kiri). Wayang punokawan hasil karya Danu dkk.-DOK PRIBADI -

Kisah Dua Bersaudara Perajin Wayang dari Kebumen, Khavid Wahyu Danu S (25) dan Satria Guno Carito (14)

Di tengah gempuran budaya asing, mungkin tak banyak anak muda yang menyukai seni wayang, khususnya wayang kulit. Namun berbeda dengan kisah dua bersaudara asal Dukuh Kepuh RT 02 RW 2, Desa Trikarso Kecamatan Sruweng ini.

Berawal dari suka, mereka masing-masing Khavid Wahyu Danu S (25) dan Satria Guno Carito (14) ini kemudian serius menggeluti kerajinan wayang kulit. Bukan kaleng-kaleng, karya mereka bahkan kini sudah tersebar hingga pelosok nusantara. Seperti apa?

CAHYO KUNCORO, Kebumen

Khavid Wahyu Danu atau biasa disapa Danu kepada awak media menuturkan, mereka belajar secara otodidak. Awalnya, ide membuat wayang ini berasal dari adik kandungnya, Satria.  Satria saat itu masih duduk di kelas 3 sekolah dasar.

Awalnya dari Satria. Satria mulai mencoret-coret wayang di kertas kosong. Setelah jadi, gambar wayang itu lantas dipotong dan digapit menggunakan lidi," ujarnya mengenang awal-awal menggeluti usaha wayang kulit.

Dari sekedar iseng itu, mereka kemudian memilih menggelutinya serius pada tahun 2019. Persisnya sejak pandemi covid melanda. Tak disangka, banyak yang kemudian berminat.

Karya mereka saat ini sudah dipasarkan ke luar daerah bahkan pelosok nusantara. Pesanan mengalir tidak saja dari Kebumen, Purwokerto, Cilacap jawa Timur Jakarta bahkan luar Jawa

Karya mereka lebih cepat dikenal karena Danu memasarkannya lewat media sosial. Dari youtoube, tiktok, instagram dan facebook. Bahkan, mereka sudah memiliki chanel youtube sendiri, yakni wayang kertas kebumen

Untuk memenuhi pesanan, mereka berbagi tugas. Satrio bertugas membuat sketsa. Lalu, untuk proses pemahatan atau "sungging" dikerjakan oleh Danu hingga proses finishing

Untuk bahan dasar, mereka tak hanya menggunakan kertas. Mereka kini juga menggunakan bahan talang serta duplex. Segala macam karakter dan tokoh wayang pun mereka kerjakan sesuai permintaan.

Dalam pembuatannya, mereka membuat beberapa tiga kategori. Masing-masing kasaran, setengah alusan, dan alusan.

Kasaran setengah alusan dan alusan ini mengacu pada tingkat kesulitan pembuatan. Kategori alusan yang lebih rumit itupun dibanderol dengan harga yang paling mahal dibanding kategori yang lain.

Semakin rumit pengerjaannya dan semakin besar ukurannya, semakin mahal harganya.

Tak hanya soal halus atau kasar, mereka juga melayani ukuran wayang sesuai permintaan. Dari yang tingginya 30 cm hingga tertinggi 175 cm. Untuk harga, mereka memasang harga Rp 25 ribu hingga jutaan rupiah.  "Meski begitu, semuanya dikerjakan dengan serius dan hasilnya maksimal," ujar Danu, Senin (7/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: