Stop Pakai PIN! Dompet Digital Biometrik Jamin Keamanan Maksimal

Blockchain Samsung Pay--
Jika sensor biometrik pada smartphone mengalami kerusakan, pengguna bisa mengalami kesulitan dalam mengakses akun mereka.
Selain itu, ada risiko keamanan data biometrik yang harus diperhatikan. Jika data biometrik diretas atau disalahgunakan, sulit bagi pengguna untuk mengubahnya seperti halnya mengganti kata sandi.
Tantangan lainnya adalah keakuratan sistem. Meskipun teknologi pengenalan wajah dan sidik jari terus berkembang, faktor eksternal seperti pencahayaan, kondisi kulit, atau bahkan penggunaan masker dapat mengganggu proses autentikasi.
BACA JUGA:Tips Bagi THR Pakai DANA Agar Lebih Hemat dan Aman
BACA JUGA:BRI Luncurkan QRIS TAP, Berikan Kecepatan dan Kemudahan dalam Genggaman
Oleh karena itu, beberapa penyedia dompet digital tetap menyediakan metode alternatif untuk memastikan pengguna tetap bisa mengakses akun mereka meskipun sistem biometrik mengalami kendala.
Dompet digital berbasis biometrik didukung oleh berbagai teknologi canggih. Pemindaian sidik jari menggunakan sensor kapasitif yang dapat membaca pola unik setiap individu.
Sementara itu, pengenalan wajah memanfaatkan kamera inframerah dan pemetaan 3D untuk memastikan akurasi tinggi. Beberapa layanan juga telah mengembangkan teknologi pemindaian iris yang menggunakan pola unik pada mata pengguna untuk identifikasi yang lebih aman.
Selain perangkat keras, kecerdasan buatan (AI) dan machine learning juga berperan dalam meningkatkan efektivitas biometrik.
BACA JUGA:GoPay Hadiah THR: Cara Mudah Berbagi Rezeki Lebaran Secara Aman di Dompet Digital!
BACA JUGA:Cara Tarik Tunai Dompet Digital LinkAja di ATM dan Alfamart Tanpa Kartu, Mudah dan Praktis!
Dengan analisis berbasis AI, sistem dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kecil pada wajah atau sidik jari pengguna, sehingga tetap dapat mengenali mereka dalam berbagai kondisi.
Jika dibandingkan dengan metode keamanan lainnya, biometrik menawarkan keseimbangan antara kenyamanan dan keamanan.
Kata sandi atau PIN bisa dilupakan atau dicuri, sementara verifikasi dua langkah (2FA) sering kali membutuhkan perangkat tambahan seperti ponsel atau token keamanan.
Di sisi lain, biometrik bersifat lebih praktis, tetapi tetap memiliki tantangan teknis dan privasi yang harus diperhatikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: