Soal Kebijakan Baru PPDB dan Libur Ramadan, Begini Penjelasan Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Prof. Atip Latipulhayat.,S.H.,LL.M.,Ph.D (tengah)-JUNI R/RADARMAS-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Atip Latipulhayat.,S.H.,LL.M.,Ph.D memberikan bocoran terkait kebijakan baru Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan juga soal libur ramadan. Menurutnya, untuk kebijakan PPDB terbaru saat ini tinggal menunggu arahan dan kebijakan Presiden Prabowo.
"PPDB, tunggu sabar saja dalam waktu dekat," kata dia usai membuka Seminar Nasional Pendidikan dengan tema 'Quo Vadis Kompetensi Sosial Emosional Guru di Era Deep Learning di Auditorium UMP, Selasa (21/1/2025).
Ia menuturkan, sistem PPDB yang baru ini fokus terhadap perbaikan dari aspek-aspek PPDB sebelumnya yang dinilai masih belum optimal.
"Jadi kita memperbaiki yang kurangnya, dan mempertahankan apa yang sudah bagus. Jadi disini tidak berbicara soal penghapusan atau tidak akan tetapi menghadirkan sistem penerimaan peserta didik yang terbaik, yang mengakomodasi aspirasi yang masuk," ujarnya.
BACA JUGA:PPDB Berakhir, Dinas P dan K Tetap Akan Jaring Murid Baru, Ini Sebabnya
BACA JUGA:PPDB SMP di Purbalingga, Kuota Jalur Prestasi Dikurangi Menjadi 20 Persen
Menurutnya, apa yang masih kurang baik di PPDB sebelumnya bakal diperbaiki. Pihaknya juga mempertimbangkan banyaknya masukkan dari masyarakat terkait sistem PPDB.
Kekurangannya kita perbaiki, kemudian yang harus diadakan harus kita adakan. Umpamanya dirasa diskriminatif, kemudian yang menyebabkan sekolah swasta tidak kebagian murid itu kita perbaiki. Atau dirasa kurang adil itu juga kita perbaiki," paparnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga berencana bakal menggantikan istilah PPDB. Menurutnya, istilah tersebut selama ini menjadi momok bagi masyarakat.
"Bahkan supaya apa namanya seperti menghantui kan PPDB itu. Mungkin istilahnya juga kita ganti," jelasnya.
BACA JUGA:Zonasi Dua PPDB SMP Diperluas
BACA JUGA:Bupati Tiwi : Jangan Pungut Biaya Dalam PPDB
Sementara itu, soal libur ramadan ia menjelaskan pihaknya tidak menggunakan kata libur tetapi pembelajaran di bulan ramadan. Konsep tersebut nantinya dibagi menjadi dua, pembelajaran di rumah dan pembelajaran di sekolah.
"Karena Libur itu ada tujuannya kan menghormati pelaksanaan bulan ramadan. Menghormati kan tidak mesti libur, justru kita menghormati dengan memperbanyak ibadah. Sebelummya sudah ada satu minggu libur, kita sebut pembelajaran di rumah lalu di sekolah. Ini juga memberi kesempatan untuk yang siswa-siswa yang non muslim, disamping itu soal ketuntasan pembelajaran," terangnya. (res)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: