Januari, 203 Hektare Sawah di Banyumas Ditarget Tutup Tanam
Buruh tandur sedang menanam bibit padi di areal persawahan Kelompok Tani Nusabaya, Rabu (15/1/2025). BPP menargetkan di Januari ini tutup tanam. -FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sumpiuh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas menargetkan pada Januari 2025 ini petani sudah tutup tanam.
"Di Januari ini, target tutup tanam ada 203 hektare dari total luasan sawah 1.621 hektare," rinci Mantri Tani BPP Kecamatan Sumpiuh Fitriana, Rabu (15/1/2025).
Terdapat beberapa lokasi sawah di wilayah Kecamatan Sumpiuh yang di pertengahan Januari ini belum tutup tanam. Hal tersebut dipicu oleh faktor alam pasang surut genangan air.
Salah satu lokasi yang mengalami pasang surut genangan air terdampak musim penghujan yaitu sawah Kelompok Tani Nusabaya Desa Selandaka. Sehingga jadwal tanam menjadi mundur.
BACA JUGA:Manfaat Lahan Sawah untuk Mitigasi Banjir
BACA JUGA:Dua Kelompok Remaja di Banjarnegara Terlibat Tawuran di Area Persawahan dengan Telanjang Dada
Ketua Kelompok Tani Nusabaya Rochman menuturkan dari luasan sawah 81 hektare. Tercatat sampai hari ini sudah sekira 50 persen yang tanam.
"Minggu ini target bisa tutup tanam untuk sisanya sekira 40 hektare. Tapi, dengan catatan tidak ada hujan," jelas Rochman.
Sebab, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Maka target tutup tanam dalam minggu ini terancam mundur. Keberadaan genangan air bisa bertahan mencapai sekira dua minggu.
Faktor alam menjadikan petani di Kelompok Tani Nusabaya menyesuaikan atau adaptasi dengan situasi dan kondisi ketika tanam bibit padi. Supaya mengurangi resiko kerugian.
BACA JUGA:Wamentan Mau Undang Petani Milenial Viral Ciptakan Teknologi Siram Sawah Pakai AI
BACA JUGA:Inovasi Pertanian Urban Berupa Sawah Mini Teknologi Tepat Guna di Banjarnegara
"Petani di lokasi ceblungan atau genangan air sudah punya trik untuk tanam bibit padi. Tidak bisa disamakan dengan lokasi lain yang kondisi normal," imbuh Rochman.
Rochman membeberkan berdasarkan pengalaman petani selama ini. Bibit padi menggunakan yang umur tua, sekira sebulanan. Supaya tanaman tidak berpotensi mati ketika kembali tergenang. Sekaligus sebagai langkah antisipasi serangan hama keong. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: