Asesmen Nasional vs Ujian Nasional: Mana yang Tepat untuk Pendidikan Indonesia?
Pandu Perdana Putra-Pandu Perdana Putra untuk Radarmas-
Penulis:
Pandu Perdana Putra
Dosen Luar Biasa/Instruktur Bahasa, Language Development Center, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Peneliti dan Pengamat Kebijakan, Center of Language Education, Research, & Policy (CLERP)
PENDIDIKAN adalah pilar utama dalam membentuk masa depan sebuah negara Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, harus mempersiapkan generasi mudanya untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Seiring dengan visi besar Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju dengan bonus demografi yang signifikan, kita harus mereformasi sistem pendidikan agar selaras dengan kebutuhan masa depan.
Di sinilah pertanyaan besar muncul: Apakah kita perlu beranjak dari Asesmen Nasional (AN) menuju Ujian Nasional (UN) sebagai alat evaluasi pendidikan?
Evaluasi Asesmen Nasional (AN)
Sejak diluncurkan, AN bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan tujuan utama untuk memetakan mutu pendidikan di tingkat nasional, AN diharapkan dapat memberikan data yang berguna bagi pengambilan kebijakan berbasis bukti.
Namun, kenyataannya, implementasi AN tidak berjalan mulus. Satu hal yang sering dikeluhkan adalah tingginya beban administratif yang mengganggu fokus guru dalam mengajar.
Selain itu, banyak pihak yang merasa bahwa sampel murid yang dinilai tidak sepenuhnya mencerminkan keadaan yang representatif di seluruh Indonesia.
Namun, ada satu masalah yang sering terabaikan, yaitu motivasi siswa. Tanpa adanya UN sebagai tolok ukur yang jelas dan formal, banyak siswa yang kehilangan arah dalam belajar.
Seperti yang saya amati, tanpa adanya ujian yang dipandang sebagai penentu, siswa merasa tidak ada yang perlu diperjuangkan, dan akhirnya menurunkan motivasi mereka dalam belajar.
Pada kenyataannya, bagi banyak siswa Indonesia, ujian nasional bukan hanya alat penilaian tetapi juga menjadi pendorong utama untuk belajar dengan serius.
Menilai Kembali Peralihan dari AN ke UN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: