Asesmen Nasional vs Ujian Nasional: Mana yang Tepat untuk Pendidikan Indonesia?
Pandu Perdana Putra-Pandu Perdana Putra untuk Radarmas-
Meskipun banyak pihak yang berpendapat bahwa AN lebih relevan untuk menilai kualitas pendidikan secara menyeluruh, kita harus mempertimbangkan apakah AN mampu memotivasi siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka.
"Siswa Indonesia perlu dipersiapkan untuk berkompetisi secara global, bukan hanya kompetisi antar bangku. "Inilah pandangan saya: ujian yang jelas, terstruktur, dan berstandar seperti UN, meskipun memiliki kekurangan, memberikan tujuan yang lebih konkret dan bisa menjadi alat yang ampuh untuk memotivasi siswa.
Dengan sistem UN, meskipun ada kritik tentang keadilan dan dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis siswa, kita tetap perlu mempertimbangkan bahwa ujian nasional memberi kesempatan kepada semua siswa untuk diuji dengan standar yang sama.
Ini adalah cara kita memastikan bahwa siswa Indonesia bisa bersaing di tingkat global. Karena jika kita hanya fokus pada evaluasi internal tanpa menghubungkannya dengan standar internasional, kita bisa kehilangan kesempatan untuk memastikan bahwa siswa kita siap berkompetisi dengan negara lain.
Bonus Demografi
Indonesia sedang berada di ambang era bonus demografi, yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2045.
Di saat yang sama, kita juga menghadapi tantangan berat dalam mempersiapkan generasi muda untuk bersaing secara global. Tanpa pendidikan yang berkualitas, bonus demografi ini bisa berubah menjadi beban.
"Jika kita tidak mempersiapkan sistem pendidikan dengan matang, kelebihan populasi ini akan menjadi beban."
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam sistem pendidikan, baik itu AN maupun UN, dirancang untuk mempersiapkan generasi muda agar dapat berkompetisi di dunia yang semakin terbuka ini.
Salah satu kunci untuk memanfaatkan bonus demografi adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dan siap bersaing dengan negara lain.
Melalui evaluasi yang tepat dan kebijakan pendidikan yang mendukung, kita dapat memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi negara dengan jumlah populasi terbesar, tetapi juga negara yang mampu mencetak individu-individu yang siap berkontribusi di pasar global.
Optimisme terhadap Kementerian Pendidikan
Harapan saya, dengan adanya kementerian pendidikan yang kini dipimpin oleh para ahli di bidangnya, ada optimisme yang baru dalam mengembangkan kebijakan pendidikan Indonesia.
Kementerian ini memiliki peran strategis untuk merancang kebijakan yang dapat menjembatani kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia.
Selain itu, kebijakan berbasis data yang dihasilkan oleh AN dan UN akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai daerah dan sekolah mana yang membutuhkan perhatian khusus.
Namun, hal ini hanya bisa tercapai jika kita meningkatkan kualitas guru secara menyeluruh. Penguatan kompetensi guru harus menjadi fokus utama, karena guru adalah ujung tombak dalam implementasi kebijakan pendidikan yang baik.
Infrastruktur pendidikan yang merata, serta penyediaan fasilitas yang mendukung ujian dan evaluasi yang lebih baik, juga akan sangat berperan penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas.
Menyongsong Indonesia Emas 2045
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: