Komitmen Pemkab Banyumas Wujudkan Sanitasi Aman, Launching LLTT di Desa Silado

LAUNCHING SIMBOLIS. Plt. Asisten Administrasi dan Umum Sekda Kab. Banyumas Djoko Setyono (tiga dari kanan) yang mewakili Pj Bupati Banyumas, melaunching secara simbolis LLTT Desa Silado.-Bappedalitbang untuk Radarmas-
PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas, berkomitmen untuk terus meningkatkan capaian sanitasi aman untuk masyarakat. Upaya tersebut diwujudkan dengan Launching Layanan Lumpur Tinja (LLTT) di Desa Silado, Kecamatan Sumbang, Senin (16/12/2024).
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan melalui Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Wahyudiono menuturkan, sanitasi merupakan bagian dari usaha meningkatkan kualitas hidup manusia dan menciptakan lingkungan sehat. Salah satu isu sanitasi adalah pengelolaan air limbah domestik yang bersumber dari kegiatan manusia dari rumah tangga.
"Desa Silado menjadi pilot project implementasi Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT), dikarenakan termasuk lokasi dengan tingkat resiko sanitasi sangat tinggi, dan Kecamatan Sumbang termasuk salah satu wilayah dengan kasus stunting tinggi di Kabupaten Banyumas (SSK, 2021 dan Data & Informasi Kabupaten Banyumas 2024)," kata dia.
Ia menuturkan, dengan launching tersebut diharapkan bisa membuka mata masyarakat dan pemerintah akan pentingnya LLTT. Hal ini dikarenakan sangat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan manusia.
BERI PAPARAN: Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan, menyampaikan paparan.-Bappedalitbang untuk Radarmas-
"Kebutuhan manusia akan ketersediaan layanan air bersih dan sanitasi tidak terbantahkan dan saling terkait satu sama lain. Kondisi sanitasi aman dapat tercapai jika tersedia air bersih sebagai contoh kegiatan buang air besar harus tersedia air bersih salah satunya untuk menggelontor. Sebaliknya air sungai yang tercemar dari air limbah rumah tangga akan menurunkan kualitas air baku yang dijadikan air bersih oleh PDAM," ujarnya.
Lanjut, sanitasi buruk yang tidak dikelola berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan manusia dan lingkungan, bahkan bagi manusia dapat menyebabkan kematian. Sebagai contoh diare akut dapat berakhir pada kematian bayi.
Pada tahun 2008, 31% dari 100.000 kematian balita disebabkan oleh diare akibat buruknya sistem sanitasi atau sistem pengolahan dan pembuangan air limbah rumah tangga di Indonesia. Pada tahun 2017, 31,4% dari angka kematian bayi dan 25,2% dari angka kematian balita disebabkan oleh diare.
"Memastikan air limbah domestik yang dihasilkan manusia tidak berdampak buruk, maka wajib dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum secara aman dapat dibuang ke lingkungan sekitar. Salah satunya dengan rumah tangga wajib memiliki toilet beserta tampungan tinjanya yang kedap atau tangki septik," tuturnya.
Ia menjelaskan, lumpur tinja yang ditampung wajib secara rutin disedot dan diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Di Kabupaten Banyumas, Pemerintah memberikan layanan penyedotan lumpur tinja melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelolaan Air Limbah Domestik (UPTD PALD) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Penyedotan lumpur tinja oleh Pemerintah kemudian akan diolah kembali di IPLT Gunung Tugel.
SAMPAIKAN SAMBUTAN. Plt Asisten Administrasi dan Umum Sekda Kab. Banyumas Djoko Setyono (tiga dari kanan) yang mewakili Pj Bupati Banyumas memberikan sambutan.-Bappedalitbang untuk Radarmas-
"Saat ini Pemerintah Banyumas melalui UPTD PALD telah memiliki penyedotan lumpur tinja yang dilakukan secara rutin terjadwal dan dikenal dengan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT).
Pemerintah Kabupaten Banyumas berkomitmen mencapai target Sanitasi Aman Tahun 2022 sebesar 10,29%, tahun 2023 sebesar 13,54% dan target tahun 2024 sebesar 15%. Sedangkan capaian sanitasi aman sampai tahun 2023 sebesar 1,4%. Masih terdapat Gap sebesar 13,6%.
"Beberapa faktor sulitnya mencapai target tersebut yaitu karena informasi layanan sanitasi yang masih sangat terbatas juga karena masyarakat belum memahami mengenai urgensi sanitasi aman yang dapat memicu dampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan. Sanitasi Aman adalah fasilitas sanitasi yang layak dan terhubung dengan septic tank yang disedot secara rutin, minimal sekali dalam 3–5 tahun," tuturnya.
Tahun ini Kabupaten Banyumas mendapatkan pendampingan dari UNICEF. Pendampingan tersebut ia menuturkan, membantu percepatan penerapan LLTT di Desa Silado.
"Mudah-mudahan bisa berjalan di Silado dan bisa menular ke daerah lain," pungkasnya. (res)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: