Pemberdayaan Keluarga, Kader Kesehatan Lansia Mengatasi Depresi dengan Terapi Aktifitas Kelompok Jalan Tandem
Terapi Aktifitas Kelompok Jalan Tandem--
RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Lanjut usia atau biasa disebut lansia sering kali dikenal sebagai salah satu kelompok yang rentan di masyarakat untuk mengalami masalah kesehatan baik secara fisik dan psikososial. Masalah kesehatan tersebut muncul seiring dengan bertambahannya usia dan penurunan fungsi fisiologis tubuh akibat proses menua (aging process). Kondisi menua akan bertambah berat ketika lansia memiliki komorbid atau penyakit degenerative tertentu seperti jantung, diabetes mellitus, stroke, hipertensi dan masalah pada fungsi ginjalnya. Sehingga kelompok lansia tersebut akan mempunyai cenderung membatasi aktivitas fisiknya yang dapat berdampak juga pada timbulnaya masalah psikososial. Hal ini akan membuat lansia merasa kesepian, muncul rasa tidak aman, takut, sering bingung, mudah marah dan depresi.
Masalah depresi yang dialami oleh para lajut usia seringkali dikaitkan dengan berbagai situasi yang tidak sama ketika mereka masih muda dulu. Aktifitas fisik jalan pagi misalnya pada masa muda dulu sangat diminati dan dilakukan sebagai rutinitas, bisa jadi tidak lagi nyaman untuk dilakukan ketika usia sudah bertambah dan menjadi senior. Adanya penurunan aktifitas fisik secara mandiri pada lansia tersebut, masalah depresi masalah Depresi yang terjadi pada lansia bukan semata-mata seiring dengan bertambahnya usia sehingga suasana hatinya menjadi down, namun terjadi perubahan hidup yang berhubungan dengan berbagai faktor diantaranya adanya masalah kesehatan, merasa kesepian, tujuan hidup yang tidak lagi jelas, ketakutan dan ditinggal oleh pasangannya.
Untuk itu dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya terutama lanjut usia. Pada umumnya lanjut usia menghadapi masalah yang berkaitan kelemahan, keterbatasan, dan ketidakmampuan secara fisik, sehingga berdampak kualitas hidupnya. Keluarga yang tinggal serumah dengan lansia merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat, maka keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam perawatan lansia untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Kurangnya dukungan keluarga dapat meningkatkan masalah mental dan emosional yang dialami lansia. Masalah emosional yang dialami lansia salah satunya adalah kesepian bahkan depresi, untuk menghindari hal tersebut, mari kita jadikan keluarga sebagai support system bagi lansia untuk tetap sehat dan bugar. Kalau bukan kita dan keluarga, siapa lagi?
Keluarga terdekat yang hidup bersama dengan lanjut usia perlu memahami pentingnya dukungan mereka agar lanjut usia terhindari dari masalah depresi sehingga mereka tetap sehat baik secara fisik dan mental. Setiap orang yang ada dalam keluarga dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup lansia sehari-hari dan membantunya dalam melaksanakan aktifitas harian dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Dukungan yang optimal dari keluarga sangat diharapkan ketika lansia sedang sakit dan mengalami ketergantungan dalam beraktifitas. Pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan dan minum, toileting, kebutuhan aktifitas jalan di lingkungan sekitarpun perlu dibantu oleh anggota keluarga. Kebutuhan aktifitas jalan di sekitar lingkungan tempat tinggal akan membantu para lansia untuk tetap rileks, nyaman, tenang sehingga mereka mempunyai suasana hati yang tentram dan merasa sejahtera.
Kegiatan aktifitas latihan jalan bagi para lansia yang biasa dilakukan di posyandu lansia bisa menjadi alternatif kegiatan yang positif untuk menurunkan risiko depresi. Latihan jalan tandem misalnya dapat dipilih sebagai kegiatan rutinitas yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para lansia. Latihan jalan tandem dapat membantu lanjut usia untuk mempertahankan fungsi motorik dan menjaga keseimbangan gerak sehingga mereka tidak mudah untuk mengalami risiko jatuh. Lanjut usia yang dapat beraktifitas sesuai dengan kemampuannya akan mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain. Mereka akan memiliki risiko kecil untuk mengalami depresi dibandingkan dengan lansia yang tidak mampu beraktifitas secara mandiri.
Mengatasi depresi lansia dengan latihan jalan tandem secara bersama-sama dengan kelompok lansia lainnya sebagai terapi aktifitas kelompok diharapkan sebagai salah satu aktifitas baru di posyandu. Melalui kegiatan aktivitas-aktivitas baru yang disukai oleh lansia, mereka akan belajar beradaptasi dengan perubahan, tetap aktif secara fisik dan sosial, dan merasa terhubung dengan komunitas dan orang-orang yang disayangi. Komunitas lanjut usia perlu mendapatkan perhatian, pendampingan dan dukungan tidak hanya kader kesehatan lansia tetapi juga dari keluarga dan orang-orang terdekat dengannya. Kegiatan rutin yang terstruktur dan dilakukan secara bersama-sama dalam nuansa gembira, senang dan bahagia dalam kegiatan posyandu lansia dapat berdampak positif dalam meningkatkan kesehatan mental lansia. Mereka akan merasa punya sahabat dari komunitas sehingga dapat menurunkan risiko terjadi perasaan depresi.
Maka, kader kesehatan lansia yang bekerja di posyandu perlu diberikan ide kreatif dalam menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan fisik lansia salah satunya latihan jalan tandem secara berkelompok. Latihan jalan tandem ini bagi lansia mempunyai peran penting untuk menjaga dan mempertahankan kebugarannya. Latihan jalan tandem yang dilakukan dalam kelompok lanjut usia dapat memotivasi lansia lainnya untuk tetap aktif, energik dan sehat, jauh dari masalah depresi yang disebabkan oleh kesepian. Terapi aktifitas kelompok jalan tandem dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang bersifat non-farmakologi untuk mengatasi masalah depresi. Terapi memberikan kesempatan bagi para lansia untuk merasakan saling support dan saling bantu untuk tetap melakukan aktifitas fisik untuk mempertahankan kekuatan motorik dan mampu tetap mandiri dalam melakukan kebutuhan dasarnya.
Keluarga dan kader kesehatan lansia di posyandu mempunyai peran dan tanggung jawab yang penting untuk membantu lansia tetap produktif di usia senja. Sikap yang peduli dan perhatian dari mereka kepada lansia akan berimplikasi terhadap penurunan risiko depresi yang sering terjadi pada lansia. Kepedulian dari orang-orang terdekat akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi lansia, sehingga mereka akan merasa bahagia, senang dan sejahtera. Lansia yang mempunyai suasana hati yang senang akan menjalani siklus kehidupan dengan bahagia. Sehingga mereka akan mempunyai kualitas hidup yang baik dan mempunyai kesehatan mental yang tangguh. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: