Harga Beras di Kabupaten Cilacap Masih Tinggi, Picu Inflasi di Cilacap

Harga Beras di Kabupaten Cilacap Masih Tinggi, Picu Inflasi di Cilacap

Ilustrasi pedagang beras di Kabupaten Cilacap.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Harga beras di Kabupaten Cilacap masih tinggi. Fenomena tersebut menyebabkan inflasi di Kabupaten Cilacap.

Pada Juli 2024, Kabupaten Cilacap mengalami inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 2,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,68, naik dari 103,58 pada Juli 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Cilacap, Isnaini mengatakan, inflasi di Kabupaten Cilacap pada Juli 2024 terpantau meningkat didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,14 persen dengan angka inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 3,62 persen.

"Peningkatan harga beras, harga cabai rawit, gila pasir yang juga meningkat akibat peningkatan permintaan di pasar. Selain itu, faktor cuaca mempengaruhi produksi komoditas cabai rawit," kata dia.

BACA JUGA:Gudang Penyimpanan Makanan di Majenang, Cilacap Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki

BACA JUGA:Jalan Mujur-Bangsa Kroya Diperbaiki, Ditarget Pertengahan September 2024 Selesai

Selain itu, kata Isnaini, terdapat sejumlah fenomena yang menyebabkan inflasi, diantaranya sejumlah wilayah yang sudah panen padi sedangkan di Cilacap baru mulai masuk masa tanam. Kemudian harga ayam ras yang naik juga karena harga pakan ternak (jagung) naik. 

Isnaini menambahkan, sebagian komoditas penyumbang deflasi y-on-y Juli 2024 adalah daging ayam ras, telur ayam ras, kangkung, telepon seluler, ikan kembung dan bawang merah.

"Harga bawang merah masih mengalami deflasi karena panen yang melimpah di wilayah sentra produksi bawang merah," katanya.

Secara bulanan, Kota Cilacap mengalami deflasi sebesar 0,06 persen dengan penyebab andil tertinggi deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar -0,12 persen.

"Kita akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Cilacp, dan pihak terkait lainnya sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok," kata Isnaini. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: