Program 'Mageh Pada Sekolah' di Purbalingga Masih Terkendala Keluarga dan Lingkungan

Program 'Mageh Pada Sekolah' di Purbalingga Masih Terkendala Keluarga dan Lingkungan

LAUNCHING: Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat acara pencanangan implementasi kurikulum nasional, Kamis 1 Agustus 2024 di Kecamatan Kaligondang.-Dinkominfo Purbalingga untuk Radarmas-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Program Pemkab PURBALINGGA, Mageh Pada Sekolah, masih menghadapi kendala. Di lapangan, masalah yang berasal dari orangtua yang merantau dan lingkungan sekitar masih menjadi hambatan utama.

Korwilcam Dindikbud Kecamatan Kaligondang, Sutriyono, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk bersama-sama menangani kasus Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (AUSTS). Salah satu faktor utama penyebab AUSTS di Kecamatan Kaligondang adalah kurangnya perhatian dari keluarga.

"Pada tahun ajaran 2024/2025, terdapat 34 anak yang berhasil dijaring untuk kembali bersekolah. Namun, kendala seperti faktor keluarga dan lingkungan, serta orang tua yang merantau di luar kota, menyebabkan anak-anak ini kurang mendapatkan perhatian terhadap pendidikan mereka, bahkan sampai ada yang putus sekolah," ujarnya pada Kamis, 1 Agustus 2024, saat acara Peluncuran Implementasi Kurikulum Nasional dan sosialisasi Gerakan Mageh Pada Sekolah di Lapangan Desa Kaligondang bersama Bupati dan Dindikbud.

Ia menambahkan bahwa untuk AUSTS yang disebabkan oleh faktor ekonomi, Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah menyediakan beasiswa. "Kami terus berupaya mendata warga yang masih usia sekolah namun putus sekolah karena berbagai penyebab," tambahnya.

BACA JUGA:3.292 AUSTS di Purbalingga Terserap di 16 PKBM, Ini Penjelasannya

BACA JUGA:20.283 Anak Putus Sekolah, DWP Diminta Ikut Kurangi Angka AUSTS

Pada kesempatan yang sama, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, menekankan bahwa permasalahan AUSTS tidak boleh dianggap sepele. Ia mengajak seluruh jajaran pendidikan, mulai dari kepala sekolah hingga guru, untuk mendukung Gerakan Mageh Pada Sekolah guna menurunkan angka AUSTS di Kabupaten Purbalingga.

"Kita perlu bekerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, dan tokoh pemuda untuk memastikan anak-anak putus sekolah kembali bersekolah," tegasnya.

Data yang dihimpun Radarmas menunjukkan bahwa pada tahun 2022, Kabupaten Purbalingga memiliki 10,32 persen atau 20.283 AUSTS, termasuk dalam empat kabupaten terbanyak di Jawa Tengah bersama Pemalang, Jepara, dan Rembang. Namun, setiap tahun angka ini berkurang berkat program Mageh Pada Sekolah, dengan sekitar 3.000 AUSTS yang tiap tahun ajaran baru berhasil kembali bersekolah. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: