Keliling Desa Untuk Tolak Bala, Tradisi Warga Desa Karangslam Baturraden

Keliling Desa Untuk Tolak Bala, Tradisi Warga Desa Karangslam Baturraden

Doa bersama warga Desa Karangsalam, Baturraden, di salah satu sudut desa, Rabu malam (10/7/2024).-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Memasuki bulan Sura atau 1 Muharam dalam penanggalan Islam, masyarakat diberbagai wilayah di Banyumas banyak yang melaksanakan acara untuk memperingati bulan Sura. Salah satunya Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden

Warga desa dengan bergotong royong dan swadaya menggelar peringatan bulan Sura. Berbagai acara digelar selama tiga hari, dimulai Selasa(9/7/2024) malam dengan berkeliling desa dan puncaknya pada Kamis malam (11/7/2024).

"Ider-ider (keliling) desa ini, hampir sama dengan tradisi Ider Bumi, yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur. Jadi, tradisi Ider Desa itu aktivitasnya adalah berjalan berkeliling wilayah desa. Rombongan akan berjalan mengitari pinggiran wilayah desa," kata Kades Karangsalam, Daryono, Kamis (11/07/2024). 

BACA JUGA:Pedagang Aktif Pasar Sari Mulyo Kebondalem Berkurang Drastis

Rombongan masyarakat Desa Karangsalam akan mendatangi empat titik sudut desa, dengam berjalan kaki. Di setiap titik, mereka akan berhenti, menyalakan upet (seperti dupa dibuat dari bagian pohon kelapa). 

Kemudian mengumandangkan adzan dan berdoa. Kemudian di salah satu sudut desa yang berdekatan dengan sungai, mereka membasuh muka bahkan ada yang mandi.

Usai berkeliling desa, rombongan kembali ke kantor balai desa. Membentuk posisi melingkar dan membaca doa tahlil serta bersholawat sembari membubarkan diri.

BACA JUGA:Ada 209 Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Kejobong

Menurut Daryanto (60), warga Karangsalam, Tradisi tersebut sudah turun temurun sejak lama. Meneruskan apa yang dilakukan oleh sesepuh terdahulu. 

"Saya kecil sudah ada ini, saya lahir tahun 70-an, dan mbah saya salah satu yang mengawali Ider-ider Desa tiap masuk bulan Sura," jelasnya, Kamis (11/7/2024).

Pada puncak acara Ider Ider Desa, Kamis malam, dilakukan penyembelihan kerbau pada Kamis pagi harinya. Nantinya daging kerbau dimasak bersama dan akan disantap bersama seluruh warga pada kamis malam. 

BACA JUGA:Sedekah Laut di Cilacap, Tujuh Jolen Dilarung ke Selatan Nusakambangan

"Setelah penyembelihan kerbau, nanti dimasak dan di makan bersama. Makan bersama malam nanti harapannya bisa menjadi perekat kerukunan antar warga desa," harapnya.

Daryanto menambahkan, kali ini masyarakat menggunakan seekor Kerbau, meski tahun-tahun sebelumnya menggunakan Wedus (Kambing) kendit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: