Waspada Cuaca Ekstrem Terjadi di Cilacap

Waspada Cuaca Ekstrem Terjadi di Cilacap

Kondisi gelombang di wilayah perairan Cilacap.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kabupaten CILACAP diguyur hujan sejak Rabu (3/7/2024) malam hingga Kamis (4/7/2024) siang. Hujan deras tersebut masih berpotensi hingga tanggal 6 Juli 2024 mendatang.

Prakirawan Cuaca BMKG Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, hujan tersebut disebebkan aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia.

"Potensi hujan ini berpotensi di wilayah Jawa Tengah karena aktifnya gelombang Rossby di Indonesia termasuk di wilayah Jawa Tengah. Kemudian adanya labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah," ujar Rendi.

Adanya fenomena tersebut, kata Rendi menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan deras dengan intensitas sedang hingga lebat. 

BACA JUGA:Sempat Buat Panik Siswa, Ular Cincin Emas diamankan Petugas Damkar Cilacap dari Plafon LPK di Binangun

BACA JUGA:Diskominfo Cilacap Kembangkan 'Siber Maya', Platform Digital Bagi Netizen Journalism

"Perlu hati-hati karena ada potensi bencana hidrometeorologi yang ditimbulkan akibat hujan deras," kata dia. 

Sementara itu, pihaknya mengimbau kepada pada nelayan untuk hati - hati saat melaut karena potensi tinggi gelombang di perairan selatan Jawa termasuk di Cilacap.

"Gelombang tinggi saat ini mencapai 2,5 meter- 4 meter. Untuk kecepatan angin antara 6- 20 knot, sedangkan cuaca diperkirakan hujan. Jadi perlu diwaspadai untuk aktivitas pelayaran," ujar Rendi.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Sarjono mengatakan, cuaca ekstrem saat ini disebabkan angin timura. Sejumlah nelayan perahu kecil saat ini banyak yang tidak melaut akibat gelombang tinggi. 

"Musim angin timuran saat ini biasanya akan panen ikan pada Agustus - Oktober 2024 nanti. Untuk saat ini nelayan Cilacap banyak yang tidak beraktivitas melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi. Ini sebenarnya sudah biasa dialami oleh nelayan kita, jadi memang siklus tahunan," ujarnya. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: