Simak! Memahami Komponen CVT Sepeda Motor Matic Berserta Fungsinya

Simak! Memahami Komponen CVT Sepeda Motor Matic Berserta Fungsinya

Simak! Memahami Komponen CVT Sepeda Motor Matic Berserta Fungsinya-google-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Memahami komponen CVT sepeda motor matic beserta fungsinya, menjadi kunci utama dalam menjaga performa dan melakukan perawatan CVT dengan tepat.

motor matic mendominasi jalanan di Indonesia. Keunggulannya terletak pada kemudahan penggunaan berkat transmisi otomatis.  



Namun di balik kemudahan tersebut, terdapat sistem Continuously Variable Transmission (CVT) yang bekerja secara cerdas dan efisien. Oleh karena itu, penting untuk kita memahami komponen CVT sepeda motor matic beserta fungsinya:

1. Fixed Primary Sheave (Rumah V-belt)

Komponen ini berbentuk seperti pulley (puli) yang tidak bergerak, dan menjadi tempat melilitnya V-belt pada bagian primary pulley.  Dengan kata lain, Fixed Primary Sheave ini menjadi landasan awal bagi V-belt untuk menyalurkan tenaga mesin.

2. Sliding Primary Sheave (Pengatur Diameter V-belt)

Berbeda dengan Fixed Primary Sheave, Sliding Primary Sheave justru dapat bergerak. Gerakan inilah yang memegang peranan penting dalam mengatur diameter V-belt.  

BACA JUGA:Fungsi dan Cara Membersihkan Filter Udara yang Kotor pada Motor Matic

BACA JUGA:Tips Merawat Motor Matic Agar Selalu Prima dan Tahan Lama

Semakin lebar diameter V-belt yang terjepit, maka semakin besar pula tenaga mesin yang disalurkan. Sebaliknya semakin sempit diameter V-belt, maka putaran mesin akan lebih tinggi namun tenaga yang dihasilkan ke roda belakang berkurang.

3. Roller (Pemberat Pengatur Diameter)

Diibaratkan pemberat, roller memiliki peran krusial dalam mengatur pergerakan Sliding Primary Sheave. Saat mesin berputar, gaya sentrifugal yang dihasilkan akan mendorong roller ke arah luar rumahnya.  

Dorongan ini kemudian menekan Sliding Primary Sheave sehingga diameter V-belt melebar.  Dengan demikian, tenaga mesin yang besar dapat disalurkan ke roda belakang untuk akselerasi optimal.

4. Primary Shaft (Poros Penghantar Tenaga)

Primary Shaft merupakan poros tempat kedudukan Fixed Primary Sheave dan Sliding Primary Sheave.  Dengan kata lain, Primary Shaft ini menjadi jembatan penghubung putaran mesin dari Fixed Primary Sheave.

BACA JUGA:Rekomendasi 2 Motor Matic Honda yang Mesinnya Paling Bandel

BACA JUGA:Terobosan Baru! 7 Teknologi Canggih pada Motor Matic Yamaha Augur 155

Putaran mesin tersebut kemudian diteruskan ke komponen CVT lainnya, untuk disalurkan ke roda belakang pada motor matic.

5. V-belt (Penghubung Tenaga Mesin)

Berbeda dengan rantai pada motor manual, motor matic menggunakan V-belt sebagai penghubung Putaran mesin. V-belt ini terbuat dari karet khusus yang memiliki bentuk menyerupai huruf V.  

Fungsi utamanya adalah sebagai perantara putaran, yang diterima dari Fixed Primary Sheave menuju Secondary Sheave di bagian belakang mesin. Dengan demikian, V-belt inilah yang menjadi aktor utama dalam meneruskan Tenaga Mesin ke roda belakang.

6. Secondary Fixed Sheave (Rumah V-belt di Roda Belakang)

Sama seperti Fixed Primary Sheave, Secondary Fixed Sheave juga bertugas sebagai rumah bagi V-belt namun berada di bagian belakang mesin, dekat dengan roda. Secondary Fixed Sheave ini tidak dapat bergerak, dan menjadi tempat tumpuan V-belt pada bagian secondary pulley.  

7. Secondary Sliding Sheave (Pengatur Diameter V-belt di Roda Belakang)

Berpasangan dengan Secondary Fixed Sheave, Secondary Sliding Sheave inilah yang dapat bergerak untuk mengatur diameter V-belt di bagian belakang.  

BACA JUGA:Pengendara Wajib Tau! 7 Alasan Penting Harus Rutin Ganti Oli Motor Matic

BACA JUGA:Ternyata Ini! Keunggulan pada Motor Matic Suzuki Swing Model 2025

Mirip dengan fungsinya di bagian primary pulley, semakin lebar diameter V-belt yang terjepit, maka semakin besar tenaga mesin yang disalurkan ke roda belakang.  

Sebaliknya, semakin sempit diameter V-belt, maka putaran roda akan lebih cepat namun tenaga yang dihasilkan mesin berkurang.

8. Secondary Sheave Spring (Pegas Pengendali Diameter)

Pegas ini bekerja selaras dengan Secondary Sliding Sheave. Saat akselerasi motor berkurang, misalnya ketika Anda mengurangi gas, Secondary Sheave Spring akan menarik Secondary Sliding Sheave kembali ke posisi awal.  

Dengan demikian diameter V-belt di bagian belakang akan menyempit, sehingga putaran mesin bisa lebih tinggi untuk menjaga laju kendaraan.

9. Kampas Kopling (Penerus Tenaga ke Roda Belakang)

Berbeda dengan kampas kopling pada motor manual yang berbentuk piringan, kampas kopling matic didesain menyerupai rem tromol.  Fungsinya adalah untuk meneruskan putaran yang diterima dari Secondary Sheave ke poros roda belakang.  

BACA JUGA:5 Faktor yang Membuat Honda Vario KZR 125 Masih Diincar Meskipun Motor Matic Keluaran Lama

BACA JUGA:Deretan Motor Matic Keyless yang Susah Dicolong Maling

Ketika putaran mesin tinggi kampas kopling akan mengembang, sehingga daya cengkeram ke rumahnya pun kuat. Hal ini memastikan tenaga mesin tersalurkan optimal ke roda belakang, untuk menghasilkan akselerasi yang baik.

10. Gear Ratio CVT (Pengatur Kecepatan dan Torsi)

Tersembunyi di dalam Secondary Sheave, terdapat komponen bernama Gear Ratio CVT. Komponen ini memiliki peran penting dalam mengatur rasio gigi CVT, yang menentukan torsi dan kecepatan yang dihasilkan roda belakang.

Dengan kata lain, Gear Ratio CVT ini menjadi "otak" di balik performa CVT dalam menyesuaikan tenaga mesin dengan kebutuhan pengendara.

Komponen-komponen CVT bekerja sama dengan cerdas dan efisien, untuk meneruskan tenaga mesin ke roda belakang dengan halus dan responsif.  

BACA JUGA:Wajib Simak! 7 Motor Matic yang Cocok untuk Orang Berbadan Besar

BACA JUGA:Menarik! 7 Kecanggihan Motor Matic All New Honda Beat Dibandingkan dengan Model Lama

Memahami komponen CVT sepeda motor matic beserta fungsinya, dapat membantu pengendara dalam menjaga performa dan melakukan perawatan CVT dengan tepat. (akr)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: