Prevalensi Stunting Kabupaten Cilacap Naik, 10 Desa Jadi Lokus Stunting

Prevalensi Stunting Kabupaten Cilacap Naik, 10 Desa Jadi Lokus Stunting

Kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) dan Penyusunan Laporan Semester 1, Jumat (14/6/2024).-Pemkab Cilacap untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID – Prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap pada tahun 2024 mengalami kenaikan, yakni 17,6 persen di tahun 2023 menjadi 18,5 persen di tahun 2024 atau naik 0,9 persen. 

Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui dinas terkait dan sejumlah stakeholder terus berupaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Cilacap, melalui kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) dan Penyusunan Laporan Semester 1, Jumat (14/6/2024).

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Cilacap, Jarot Prasojo mengatakan, pihaknya berupaya melalui sejumlah cara untuk menurunkan prevelensi stunting pada tahun 2024 ini menjadi 14 persen. Hal tersebut mengacu pada Perpres nomor 72 tahun 2021.

"Kenaikan prevelensi stunting ini menjadi catatan dan evaluasi bersama untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam menurunkan angka prevalensi stunting bisa segera dituntaskan sesuai target, dan bukan menjadi bahan perdebatan," katanya.

BACA JUGA:Diduga Korsleting Sistem Kelistrikan, Mobil Warga Kebon Manis Cilacap Terbakar

BACA JUGA:Deteksi Dini Bencana Tanah Bergerak, BPPB Cilacap Pasang EWS di Kutabima

Untuk itu, Jarot menegaskan, semua lini, baik pemerintah maupun stakeholder terkait bisa bekerjasama dan berkolaborasi dengan maksimal dalam melakukan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Cilacap.

Berdasarkan SK Bupati Cilacap No. 440/ 252/26 Tahun 2023, terdapat 10 desa/kelurahan yang menjadi prioritas dalam penanganan stunting. Kesepuluh desa/kelurahan tersebut meliputi Desa Kedungbenda dan Desa Danasri Kecamatan Nusawungu. 

Kemudian Kelurahan Tritih Kulon Kecamatan Cilacap Utara, Desa Sumingkir, Desa Jeruklegi Wetan, dan Desa Brebeg Kecamatan Jeruklegi. Desa Karangjengkol Kecamatan Kesugihan. Desa Mulyadadi dan Desa Mekarsari Kecamatan Cipari dan Desa Bantarpanjang Kecamatan Cimanggu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dr Pramesti Griana Dewi mengatakan, penanganan stunting melibatkan banyak pihak, mulai dari tingkat desa, kecamatan, dunia usaha dan lainnya.

"Melalui kegiatan ini kita ingin mengetahui apa penyebab dan risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran tertentu dan bagaimana menganalisis faktor resikonya," ujarnya.

Dengan demikian, lanjutnya, pihaknya dapat melakukan perbaikan, evaluasi dan rencana tindaklanjt dalam tatalaksana serta pelaksanaan penanganan kasus stunting di Kabupaten Cilacap. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: