Penting! Mengenal Fungsi Bagian Kelistrikan Pada Motor Matic

Penting! Mengenal Fungsi Bagian Kelistrikan Pada Motor Matic

Penting! Mengenal Fungsi Bagian Kelistrikan Pada Motor Matic-spull-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Mengenal fungsi bagian kelistrikan pada motor matic bukan hanya sekadar menambah pengetahuan, tetapi membuka gerbang menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang kendaraan roda dua kesayangan Anda.

Sistem kelistrikan pada motor matic ibarat urat nadi yang mengalirkan energi, untuk menghidupkan mesin dan menjalankan berbagai fitur berkendara.

Memahami fungsinya tak hanya membuat Anda semakin paham tentang motor matic, tetapi juga membantu dalam merawat dan mengatasi masalah kelistrikan sederhana. Mari kita kupas lebih jauh, dalam mengenal fungsi bagian kelistrikan pada motor matic:

1. Aki (Accu)

Aki atau akumulator menjadi sumber daya utama bagi Sistem kelistrikan motor matic. Fungsinya serupa dengan baterai pada umumnya, yakni menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh komponen lain, yaitu generator.

BACA JUGA:Cara Mengganti Oli Gardan Motor Matic Sendiri

BACA JUGA:Simak Nih! 5 Fungsi Lampu Jauh Motor Matic yang Perlu Kalian Tahu

Aki ini yang nantinya menyuplai listrik untuk menghidupkan mesin melalui starter elektrik, menyalakan lampu, membunyikan klakson, dan mengaktifkan komponen kelistrikan lain saat mesin dalam keadaan mati.

Jenis aki yang umum dipakai pada motor matic adalah aki basah. Aki basah memerlukan perawatan berupa pengecekan dan pengisian air aki secara berkala, sesuai petunjuk pabrikan.

2. Spul

Spul memiliki peran yang tak kalah penting dalam sistem kelistrikan motor matic. Komponen ini bertindak sebagai pembangkit listrik, yang bekerja saat mesin motor matic hidup.

Spul memanfaatkan putaran mesin untuk menghasilkan listrik melalui prinsip induksi elektromagnetik. Ada dua jenis spul yang bekerja bersamaan pada motor matic, yaitu:

BACA JUGA:7 Cara Merawat Knalpot Motor Matic yang Perlu Kalian Tahu!

BACA JUGA:5 Tips Perawatan Motor Matic Injeksi Agar Tetap Bertenaga

a. Spul Pulser: Sesuai namanya spul ini bertugas menghasilkan arus listrik AC (Alternating Current), yang selanjutnya dipakai untuk memicu sistem pengapian. Dengan kata lain, spul pulser berperan dalam inisiasi proses pembakaran mesin.
    
b. Spul Pengisian: Spul ini juga menghasilkan arus listrik AC, namun fungsinya berbeda. Arus listrik AC dari spul pengisian dialirkan menuju kiprok untuk kemudian diubah menjadi arus DC (Direct Current), yang nantinya digunakan untuk mengisi aki dan memenuhi kebutuhan listrik saat mesin hidup.

3. Kiprok

Arus listrik AC yang dihasilkan oleh spul pengisian, tidak bisa langsung digunakan untuk mengisi aki maupun komponen kelistrikan lainnya. Kiprok hadir sebagai penengah yang berperan ganda, yaitu:

a. Rectifier (Penyearah Arus): Kiprok mengubah arus AC dari spul pengisian menjadi arus DC yang sesuai untuk mengisi aki dan komponen kelistrikan lain yang membutuhkan arus searah.

BACA JUGA:7 Tips Menjaga Motor Matic Agar Selalu Awet

BACA JUGA:Kymco GT 350i: Motor Matic Stylish Dengan Teknologi Terbaru Di Tahun 2024
    
b. Regulator (Pengatur): Kiprok juga berfungsi sebagai pengatur tegangan aki. Regulator memastikan pengisian aki tidak berlebihan atau kekurangan arus listrik.

Jika aki diisi dengan arus yang terlalu besar, aki bisa cepat rusak. Sebaliknya, aki yang kekurangan arus tidak bisa menjalankan fungsinya secara optimal.

4. Koil Pengapian

Koil pengapian memegang peranan krusial dalam sistem pengapian motor matic. Komponen ini bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik, untuk menaikkan tegangan listrik yang berasal dari aki.

Tegangan listrik yang dihasilkan aki tidak cukup kuat, untuk menghasilkan percikan api pada busi. Koil pengapian inilah yang akan meningkatkan tegangan listrik tersebut, menjadi ribuan volt.

BACA JUGA:5 Motor Matic Desain Stang Terbuka yang Terlihat Sporty

BACA JUGA:5 Alasan Ban Belakang Motor Matic Menjadi Lebih Cepat Botak

Sehingga busi bisa menghasilkan loncatan listrik yang diperlukan, untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar mesin.

5. Busi

Busi merupakan komponen terakhir dalam rangkaian pengapian, yang fungsinya menghasilkan percikan api untuk menyulut campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar mesin. Percikan api ini ditimbulkan oleh elektroda busi yang berjarak sangat dekat.

Saat koil pengapian mengalirkan listrik bertegangan tinggi, maka akan terjadi loncatan listrik di antara elektroda busi. Sehingga menghasilkan percikan api yang dibutuhkan untuk proses pembakaran.

Busi merupakan komponen yang memiliki usia pakai. Seiring dengan pemakaian, elektroda busi bisa terkikis dan jarak antar elektroda menjadi lebih renggang.

BACA JUGA:Perhatikan Nih! 5 Dampak Buruk Tidak Mengganti Minyak Rem Motor Matic Secara Teratur

BACA JUGA:8 Komponen Motor Matic yang Harus Rutin Diganti

Kondisi ini menyebabkan busi menjadi kurang efektif, dalam menghasilkan percikan api. Oleh karena itu, busi perlu diganti secara berkala sesuai rekomendasi pabrikan motor matic Anda.

6. Relay

Relay dapat diibaratkan sebagai sakelar elektronik yang bekerja berdasarkan arus listrik. Relay tidak langsung dialiri arus listrik berdaya besar, melainkan dikendalikan oleh arus listrik yang lebih kecil.  

Ketika arus listrik kecil ini mengalir pada kumparan relay, maka akan terjadi reaksi magnetis yang mengakibatkan kontak sakelar di dalam relay menjadi terhubung.  

Dengan tersambungnya kontak tersebut maka komponen yang terhubung dengan kontak relay tersebut, akan mendapatkan aliran arus listrik yang lebih besar.

BACA JUGA:Bukan Hanya Aki! Inilah 5 Penyebab Utama Motor Matic Tidak Bisa Distarter

BACA JUGA:5 Faktor yang Membuat Motor Matic Honda Beat Sering Digunakan Untuk Balapan

Relay umumnya digunakan untuk mengontrol komponen kelistrikan yang membutuhkan daya besar, seperti lampu utama, starter elektrik, dan klakson.

Penggunaan relay memungkinkan komponen dengan daya kecil, untuk mengendalikan komponen berdaya besar tanpa harus menanggung beban arus yang tinggi.

7. Sekring

Sekring berfungsi sebagai pengaman yang akan memutuskan arus listrik secara otomatis, jika terjadi kelebihan beban atau korsleting. Kelebihan beban terjadi ketika arus listrik yang mengalir melebihi batas aman.

Sedangkan korsleting terjadi ketika kabel positif dan negatif saling bersentuhan, sehingga menimbulkan arus listrik yang sangat besar secara tiba-tiba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: