Mei Awal Kemarau, 15 Kecamatan Rawan Krisis Air Bersih

Mei Awal Kemarau, 15 Kecamatan Rawan Krisis Air Bersih

DROPING: Droping air bersih di desa- desa penerima saat puncak kemarau tahun lalu.-Amarullah Nurcahyo/Radarmas-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga menyatakan jika awal musim kemarau pada awal Mei ini.

Melihat kondisi tahun 2023 lalu, ada 58 desa dalam 15 kecamatan masuk dalam kawasan rawan bencana krisis air bersih dan sebagai penerima bantuan air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga, Prayitno MSi, Senin 6 Mei 2024 mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa skenario untuk bantuan air bersih khususnya di kawasan resiko bencana kekeringan.

"Prediksi puncak kemarau Juli- Agustus. Jadi skenario itu jelas sudah kami siapkan," tegasnya.

 BACA JUGA:Rekrutmen Panwascam Kategori Pendaftar Baru Pilkada 2024 di Kabupaten Purbalingga Masih Sepi Peminat

BACA JUGA:Gugur, 48 Calon PPK Tak Hadir Seleksi CAT

Saat ini bisa dikatakan pancaroba. Sehingga masih ada penghujan meski intensitas rendah. "Pada umumnya curah hujan pada musim kemarau cenderung normal," tambahnya.

Ia juga mengingatkan, saat tiba waktunya, desa-desa yang akan meminta bantuan air bersih untuk menyediakan penampung air terpusat.

“Agar lebih tertata dan efektif, maka sediakanlah penampung air yang cukup besar di lokasi penerima. Desa bisa menyediakan dan nantinya warga bisa mengambil dari penampung air terpusat itu. Jadi lebih terpantau dan tidak ada kerumunan,” ujarnya.

Ia mengingatkan, ketika wadah air masih tercecer, maka resiko air tercecer di wilayah krisis air akan sangat berpotensi. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: