Geliat Komunitas Ecoprint Purbalingga Hilangkan Kesan Mahal, Gagal Pembuatan Sudah Biasa
PRODUKSI: Proses awal pembuatan Ecoprint di kain, Sabtu 4 Mei 2024 kemarin.-Astutiati untuk Radarmas-
Selanjutnya tinggal memukul-mukul kain itu menggunakan palu, hingga motif bahan alam tercetak.
"Secara sederhana, teknik ecoprint adalah membuat motif dengan berbagai bahan dari dedaunan atau bunga sehingga menghasilkan motif," rincinya.
Motif terbentuk menyesuaikan kreatifitas dan imajinasi pembuatnya dalam menyusun bahan-bahan pewarna itu. Demikian pula dengan warnanya. Ekstrak tumbuhan itu menjadi bahan pewarna kain.
BACA JUGA:8 Asupan Untuk Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas, Lengkap!
BACA JUGA:Kreasikan Nila Jadi Abon, Nastar, Sambel, hingga Es Krim
“Akan tercetak motif mengikuti bentuk, seperti daun atau bunga yang sudah tertata tadi,” kata owner Mbabar Godhong Ecoprint ini.
Kedepan, berharap semua perajin Ecoprint di Kabupaten Purbalingga bisa sama dalam harga. Artinya harus disamakan harga yang sesuai dan tidak asal-asalan.
"Ecoprint jelas beda semua dalam corak, karenanya, harga tergantung corak dan nilai seni yang dikandung sebuah kain maupun pakaian," ujarnya.
Harga paling murah bisa Rp 300 ribu tergantung bahan. Jika sutera, maka bisa ratusan ribu sampai sejutaan. Jika sudah berupa pakaian, bisa lebih mahal. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: