Banner v.2
Banner v.1

Bulan Ramadan: Bulan Refleksi Diri

Bulan Ramadan: Bulan Refleksi Diri

Dosen Fakultas Agama Islam UMP, Bayu Dwi Cahyono, M.Pd.--

Oleh: Bayu Dwi Cahyono, M.Pd.

(Dosen Fakultas Agama Islam UMP)

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT. Ia tidak hanya sekadar bulan di mana umat Islam berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tetapi juga bulan yang menawarkan kesempatan emas untuk melakukan refleksi diri (muhasabah). Dalam kesibukan dunia modern, terutama di era digital seperti sekarang, Ramadan hadir sebagai momentum untuk menghentikan sejenak rutinitas kita, merenung, dan mengevaluasi diri.  

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:  

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).  

Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya muhasabah, sebuah proses introspeksi untuk mengevaluasi amal perbuatan kita. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melakukannya, karena pada bulan ini, setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka lebar, dan pintu neraka ditutup rapat. Kondisi ini memudahkan kita untuk fokus pada pengembangan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya muhasabah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:  

“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi).  

Hadits ini mengajarkan bahwa refleksi diri bukan hanya sekadar merenung, tetapi juga diikuti dengan tindakan nyata untuk memperbaiki diri. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi sejauh mana kita telah memanfaatkan waktu, harta, dan kemampuan kita untuk beribadah dan berbuat kebaikan.  

Adalah anjuran untuk melakukan renungan setidaknya dua kali dalam sehari, yakni renungan pagi hari dan renungan malam hari. 

Renungan pagi hari dilakukan setelah shalat subuh sebelum melakukan kegiatan lain. Renungan ini ditujukan untuk merencanakan tentang apa yang akan kita lakukan hari ini. Seperti, akan bertemu dengan seiapa, bagaimana sikap kita nanti di sebuah acara, dll.

Adapun renungan malam hari ditujukan untuk mengevaluasi apa yang sudah kita lalui hari ini. Manakah yang lebih banyak dari kegiatan yang kita lakukan hari ini yang mengandung manfaat atau sebaliknya justru banyak perbuatan kita hari ini yang sia-sianya atau justru menyakiti orang disekitar kita. 

Bukan hanya di dunia nyata yang berinteraksi langsung dengan manusia. Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, kita dihadapkan pada tantangan yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan yaitu media social. Sosial media seringkali menjadi distraksi yang mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang lebih penting. Ramadan mengajak kita untuk mengurangi ketergantungan pada hal-hal duniawi dan fokus pada hal-hal yang bernilai ukhrawi.     Di era digital, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial. Ramadan mengajak kita untuk mengurangi ketergantungan ini dan menggantinya dengan aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, atau membantu sesama. 

Ibadah puasa di bulan Ramadan ini juga membantu kita untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian social dan menjalin hubungan silaturrahmi dengan orang sekitar lebih erat. Sebagaimana kita pahami bahwa bulan Ramadan adalah bulan suci, maka sudah sepantasnyalah kita juga turut berusaha untuk menyucikan diri dengan saling memaafkan. Bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk menjalin kembali silaturrahmi dengan sanak keluarga dan kerabat yang barangkali pernah terputus. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: