Peternak Sapi Kebumen Minta Pemkab Bantu Vaksin
Salah satu peternak sapi Kebumen sedang memeriksa kondisi sapi ternaknya beberapa waktu lalu.--
KEBUMEN – Para peternak sapi di Kabupaten Kebumen kembali waswas. Wabah Lumpy Skin Disease (LSD) yang sempat mereda kini muncul lagi beberapa pekan terakhir. Di tengah kekhawatiran ini, peternak meminta bantuan vaksinasi dari pemerintah sebagai langkah pencegahan.
Tanto (38), seorang peternak asal Kecamatan Buluspesantren, mengaku cemas dengan kondisi terkini. Ia mengalami langsung dampak fatal LSD pada tahun lalu.
“Tahun 2024, anak sapi jantan saya mati karena LSD. Sekarang saya punya anakan umur 1,5 bulan. Ya, rasa khawatir pasti ada,” ujarnya saat ditemui Minggu (6/7/2025).
Menurutnya, LSD kerap menyerang anakan sapi, bahkan dalam kondisi parah bisa membuat anak sapi kehilangan kemampuan menyusu hingga akhirnya mati.
Anggota kelompok tani ternak Desa Maduretno, Kecamatan Buluspesantren, Mahrur menyampaikan belum menerima data pasti berapa banyak sapi yang terkena LSD. Namun, langkah antispasi segera dilakukan dengan vaksin.
“Kami sudah berkoordinasi untuk mengajukan bantuan vaksin. Sejauh ini, vaksin dua kali terbukti cukup efektif mencegah sapi tertular LSD,” katanya.
Ia menjelaskan, LSD pertama kali muncul di Kebumen tahun 2023, lalu kembali merebak di 2024. Kini, di pertengahan 2025, wabah ini muncul lagi. Saat pertama kali mewabah, banyak sapi yang mati. Namun berkat program vaksinasi, jumlah kematian berhasil ditekan.
Kelompok ternak pun berharap Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen dapat segera menyalurkan bantuan vaksin LSD, agar wabah tidak meluas.
Menanggapi hal itu, drh. Eri Wahyu, petugas dari Distapang Kebumen, mengakui bahwa vaksinasi adalah langkah pencegahan utama yang efektif.
“Kami akan tindak lanjuti permintaan peternak. Vaksin sangat penting, tapi yang tak kalah penting adalah kebersihan kandang,” ujarnya.
Menurut Eri, penyebaran LSD tidak menular secara langsung dari hewan ke hewan, melainkan melalui vektor, seperti nyamuk dan serangga pengisap darah. Maka dari itu, selain vaksinasi, menjaga sanitasi lingkungan dan kandang juga menjadi kunci pencegahan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

