Macet Warnai Perburuan Takjil dan Ngabuburit di Pasar Sruni
Warga berbondong-bondong untuk ngabuburit dan berburu takjil ke Pasar Sruni Alian, Sabtu (1/3).--
KEBUMEN - Tingginya animo warga berburu takjil juga berdampak pada lalu lintas di sekitar Pasar Sruni. Arus kendaraan terpantau melambat akibat banyaknya warga yang parkir di tepi jalan.
Warga sudah terlihat berdatangan sejak pukul 16.00 WIB. Tak hanya warga Kecamatan Alian, banyak juga yang datang dari kecamatan lain. Tujuannya sama, berburu takjil untuk berbuka puasa.
Pasar Sruni menjadi pilihan karena menyediakan banyak pilihan. Dari gorengan, kolak, kue basah, es dawet, hingga makanan tradisional lainnya.
Suhud, salah satu pedagang es cau dan dawet, mengungkapkan kebahagiannya karena dagangannya laris manis. Ia bahkan menyebut tahun ini lebih ramai dibandingkan dengan awal puasa di tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA:800 Siswa Yayasan Al Iman Kebumen Pawai Sambut Ramadan
BACA JUGA:Trans Jateng dan KA Prameks Bakal sampai Gombong
“Alhamdulillah, Mas, dari hari pertama sudah ramai pengunjung. Biasanya awal Ramadhan belum terlalu ramai, tapi tadi jalan sampai macet. Semoga ke depan semakin ramai,” ujarnya seraya mengatakan biasa berdagang dari pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.
Sementara, di Pasar Sore Ramadan (Pasora) di Desa Kedungpuji Gombong, juga nampak sudah terlihat ramai diburu masyarakat yang mencari takjil untuk berbuka puasa.
Pasora di Desa Kedungpuji ini rutin digelar setiap Bulan Ramadan sejak tahun 2010. Para pedagang akan berjualan sejak hari pertama Ramadan hingga H-1 lebaran.
Ketua Pantia, Bambang Purwanto, menjelaskan, berbagai jajanan dan makanan siap santap tersedia di sepanjang jalan desa menuju masjid Nurul Falaah.
BACA JUGA:Kejari Kebumen Musnahkan 4.338 Barang Bukti Miras
BACA JUGA:Kapolres Kebumen Ingatkan Bahaya Perang Sarung saat Ramadan
"Para pedagang diprioritaskan memang dari Desa Kedungpuji, namun kita juga memperbolehkan pedagang dari tetangga desa yang ingin berjualan. Harapannya bisa ikut serta menumbuhkan perekonomian masyarakat dan UMKM di Kebumen," lanjutnya.
Pasora di Desa Kedungpuji tersebut selalu menarik minat pengunjung untuk datang. Tak hanya warga Desa Kedungpuji saja, pengunjung juga datang dari berbagai desa lain seperti dari Kecamatan Karanganyar dan juga Gombong untuk berburu makanan berbuka puasa.
Salah seorang pasangan pengunjung yang baru saja mudik dari Kota Bandung, Yoga dan Eka mengaku Pasora di Desa Kedungpuji tak kalah dengan yang ada di kota-kota besar. Selain ragam jenis takjil tersedia, harganya pun ramah dikantong.
"Beli macem-macem ini ada makanan minuman sama jajanan. Lumayan nggak kalah sama kaya di kota, makanannya lengkap lokasinya juga nyaman dan harganya juga murah-murah," ungkap Yoga dan Eka.
BACA JUGA:Pemkab Kebumen Gelar Program Gerakan Bela Beli UMKM, ASN Diminta Belanja Produk Lokal
BACA JUGA:Jelang Ramadan, Harga Cabai Melonjak Drastis
Sementara itu, Sutirah (50), salah seorang pedagang di Pasora, mengatakan, dirinya sangat senang pada tahun ini kembali diadakan pasora. Dirinya sudah rutin berjualan sejak 8 tahun lalu.
"Ini jualan pecel, sayur, gorengan sama lauk pauk. Tadi mulai jualan jam 3 Alhamdulillah laku semua," ujar Sutirah.
Bagi Sutirah, Bulan Suci Ramadan selalu mendatangkan berkah tersendiri. Pasalnya setiap Ramadan tiba dirinya selalu ikut berpatisipasi meramaikan Pasora dengan berjualan aneka makanan dan lauk pauk.
Dalam sehari biasanya dirinya bisa mendapatkan keuntungan Rp 300 ribu - Rp 500 ribu rupiah.
"Alhamdulillah berkah mas, ya sehari bisa dapet untung 300 sampai 500 ribu. Jualan terus sampai H-1 lebaran," pungkasnya. (cah/mam)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


