Menantang Batas Lewat Orienteering dan Trail Running
Asri Kori Khairunisa saat mengikuti kejuaraan orienteering.-Asri untuk Radarmas-
Bukan Sekadar Kecepatan Lari, Tapi Butuh Kecerdasan Navigasi
KETIKA banyak orang menikmati tren olahraga lari di jalanan kota, Asri Kori Khairunisa justru memilih jalur yang lebih ekstrem.
Wanita 26 tahun asal Cilacap ini sudah menaklukkan berbagai kejuaraan orienteering sejak remaja, sebuah olahraga yang menuntut lebih dari sekadar kecepatan, tetapi juga kecerdasan navigasi di alam liar.
RAYKA DIAH SETIANINGRUM, Cilacap
Asri mulai terjun ke olahraga ekstrem ini sejak tahun 2013, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dia mengikuti organisasi siswa pencinta alam hingga diajak untuk mengikuti event kejuaraan orienteering di Yogyakarta.
BACA JUGA:Manfaat Olahraga Lari di Siang Hari
BACA JUGA:Pemanasan yang Wajib Dilakukan Sebelum Melakukan Olahraga Lari
Olahraga orienteering harus memiliki kemampuan dan keterampilan navigasi menggunakan peta dan kompas dalam melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain di alam bebas dan biasanya merupakan daerah yang belum kita kenali sebelumnya.
"Awalnya sempet overthingking ikut kejuaraan ini. Karena harus cari jalan di hutan pakai kompas, takut kenapa-kenapa. Tapi senior-senior kasih dukungan kebetulan ini event pertama saya," kata Asri.
Siapa sangka, di awal kejuarannya itu, Asri mampu melibas ratusan peserta hingga berhasil naik podium mendapatkan mendali emas. Dari situlah, Asri mulai menekuni olahraga yang cukup jarang diikuti oleh kaum perempuan. Hampir 90 persen kejuaraan yang ia ikuti mendapatkan juara
Tak hanya berhenti disitu, dua kali Asri mengikuti kejuaraan di negara tetangga, Malaysia. Dua kali pula dia berhasil membawa mendali. Bahkan saingannya bukan main-main, namun para atlet-atlet handal dari berbagai negara di Asia.
BACA JUGA:Ketua DPRD: Siap Alokasikan Rp 1 Miliar Untuk Kemajuan Prestasi Olahraga Banyumas
BACA JUGA:Kolaborasi Olahraga dan Pariwisata Arung Jeram, FAJI Susuri Klawing
Asri pun sempat vakum dalam kejuaraan orienteering, selama dua tahun. Tepatnya saat pandemi masuk ke Indonesia.
Usai selesai pendidikan S1 nya di Universitas Negeri Yogyakarta, Asri pulang ke Cilacap dan menjadi guru di salah satu sekolah swasta di Cilacap.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


