Tak Sekadar Pelatihan, PEP Dorong Perempuan Cilacap Wujudkan Kemandirian Finansial
Kegiatan program peningkatan produktivitas ekonomi perempuan dengan membuat roti dan produk kuliner lainnya.-Dinas Sosial PP PPA untuk Radarmas-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP PA) Kabupaten Cilacap terus memperkuat upaya pemberdayaan perempuan melalui Program Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PEP). Program ini menjadi wadah bagi perempuan desa untuk membangun kemandirian ekonomi sekaligus meningkatkan kesadaran terhadap hak-hak mereka sebagai perempuan.
Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Perempuan Dinsos PP PA, Heni, menjelaskan bahwa satu kelompok PEP umumnya beranggotakan antara 20 hingga 50 orang perempuan dalam satu desa.
Program ini menyasar kelompok perempuan di berbagai wilayah, terutama di Cilacap bagian barat mendapat dukungan anggaran khusus dari anggota DPRD.
“Para anggota dewa memberikan anggaran untuk menyisir wilayah barat, di Majenang, Wanareja, Cimanggu, dan Dayeuhluhur. Sedangkan sisanya sudah kami atur untuk Cipari, Sidareja, Bantarsari, Gandrungmangu, dan Karangpucung,” terangnya.
BACA JUGA:Desa Planjan Jadi Pelopor Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Cilacap
Sebelumnya, kegiatan serupa juga pernah digelar di wilayah timur, yaitu di Adipala, Kroya, dan Sampang. Melalui PEP, para peserta mendapatkan pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan potensi ekonomi lokal, seperti pelatihan bakery, menjahit, hingga tata rias (makeup).
Namun menurut Heni, pelatihan semacam ini tidak akan memberi hasil maksimal apabila tidak disertai perubahan pola pikir dari para peserta.
“Mau ada pelatihan sebanyak apapun kalau mindset-nya masih sama, pasti susah. Sifatnya hanya seremonial. Jadi kami ingin mereka benar-benar memahami tujuan pelatihan ini untuk kemandirian,” ujarnya.
Selain memberi keterampilan, pelatihan PEP juga menjadi ruang untuk pendampingan personal bagi para perempuan peserta. Melalui sesi-sesi diskusi informal, tim pemberdayaan mencoba menggali berbagai persoalan yang sering dihadapi perempuan di tingkat rumah tangga.
BACA JUGA:Cilacap Mantapkan Komitmen Jadi Kabupaten Ramah Perempuan dan Anak
“Selama pelatihan, kami selalu lakukan pendekatan secara personal untuk mengetahui masalah apa yang sedang mereka alami,” tambah Heni.
Dari hasil pendampingan, ditemukan bahwa banyak perempuan yang belum menyadari mereka sebenarnya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau mengalami pelantaran ekonomi dari pasangannya.
“Masih banyak ibu-ibu yang tidak sadar kalau tidak diberi nafkah oleh suaminya termasuk bentuk kekerasan ekonomi. Mereka belum tahu bahwa mereka punya hak dan dilindungi oleh undang-undang,” ungkapnya.
Heni menekankan, perubahan yang paling penting adalah kesadaran dan keberanian untuk bangkit. Program PEP tidak hanya dimaksudkan agar perempuan memiliki keterampilan ekonomi, tetapi juga menjadi ruang belajar untuk mengenali potensi diri dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

