Banner v.2

Cilacap Siap-Siap Hadapi Musim Kemarau, Belum Ada Permintaan Bantuan Air

Cilacap Siap-Siap Hadapi Musim Kemarau, Belum Ada Permintaan Bantuan Air

Kabid Kedaduratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setiawan.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Musim kemarau mulai menyapa sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap. Meski belum terdengar permintaan bantuan air bersih, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap tak tinggal diam. 

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), langkah-langkah antisipatif mulai disiapkan untuk menghadapi potensi kekeringan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Anggaran sudah kami siapkan untuk bantuan air bersih. Jumlahnya mencapai 800 tangki," ungkap Budi Setyawan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Selasa (8/7/2025).

Anggaran tersebut bersumber dari APBD 2025. Menurut Budi, jumlah itu disesuaikan dengan pemetaan wilayah rawan kekeringan yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Tahun ini, setidaknya 106 desa di 20 kecamatan masuk dalam kategori rawan terdampak.

BACA JUGA:Puncak Kemarau di Cilacap Diprediksi Terjadi Pada Agustus 2025

Beberapa desa seperti Bojong di Kecamatan Kawunganten dan Karangkemiri di Kecamatan Jeruklegi, dikenal sebagai daerah yang kerap terdampak dan sering mengajukan permintaan air bersih pada musim kering tahun-tahun sebelumnya. Namun hingga awal Juli, belum ada satu desa yang mengajukan permohonan dropping air. 

Meski demikian, BPBD tetap siaga, termasuk menyiapkan armada pengangkut air serta sumber daya manusia yang akan diterjunkan jika dibutuhkan.

"Kalau nanti volume bantuan dirasa kurang, kami juga akan menggandeng pihak ketiga, misalnya dari sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan," tambah Budi.

Langkah antisipatif lainnya juga mencakup perawatan rutin armada tangki dan kesiapan teknis distribusi air. Meski belum masuk masa darurat, kesiagaan tetap dijaga penuh.

BACA JUGA:Cilacap Menuju Puncak Kemarau, Warga Diminta Siaga Air dan Waspadai Gelombang Tinggi

Pihak BPBD juga mengimbau masyarakat untuk mulai melakukan penghematan air dan memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang tersedia untuk kebutuhan pokok. Pihaknya juga mendorong warga agar membuat lebih banyak resapan dan menjaga keberlangsungan sumber air yang ada.

"Meskipun kondisi saat ini masih cukup tenang, namun seiring hari-hari bisa semakin kering, jadi kewaspadaan tetap menjadi kunci, agar masyarakat tidak kekurangan air," ujar Budi. (ray)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: