Kintsugi tidak hanya sekadar seni memperbaiki tembikar yang pecah, tetapi juga sebuah filosofi hidup yang dalam. Di Jepang, kintsugi dianggap sebagai simbol kekuatan dalam mengatasi ketidaksempurnaan dan rasa sakit.
Proses memperbaiki tembikar yang retak dan membentuknya kembali menjadi sebuah objek baru bukan hanya sekedar tindakan fisik, melainkan juga perwujudan dari proses penyembuhan dan penerimaan terhadap masa lalu.
Melalui kintsugi, orang Jepang menggali makna mendalam tentang konsep wabi-sabi, yang mengajarkan mereka untuk menghargai keunikan dan kerapuhan dalam kehidupan. Seperti halnya tembikar yang pecah, kekurangan dan luka dalam diri seseorang dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan hidup yang membentuk karakter dan kebermaknaannya.
Dengan menerapkan beberapa cara menjaga kesehatan mental ala Jepang, semoga Anda dapat meningkatkan kualitas hidupmu secara keseluruhan. (amp)