Ilustrasi memelihara kucing (istimewa)
JAKARTA - Anda sedang hamil namun memiliki hewan peliharaan di rumah, dalam hal ini kucing.
Pertanyaannya, apa risiko yang Anda hadapi ketika hamil, dengan keberdaan kucing di rumah Anda?
Menurut dr. Caroline, pada dasarnya boleh-boleh saja memelihara kucing, meski sedang hamil, akan tetapi dengan syarat.
"Ibu hamil tidak masalah berdekatan dengan kucing atau hewan peliharaan lainnya selama kucing tersebut terawat, sehat, dan bersih," kata dr. Caroline seperti dikutip FIN dari Alodokter.
Yang perlu diwaspadai dari kucing, lanjut dr. Caroline, adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh fesesnya yang mengandung parasit.
"Apabila ibu hamil memelihara kucing sebaiknya berhati-hati ketika membersihkan kotoran kucing karena berisiko terkena parasit Toxoplasma gondii yang menyebabkan toxoplasmosis," ujar dr. Caroline mengingatkan.
Tidak hanya berisiko akan kontak langsung poop kucing, bulu kucing yang sempat terpapar kotorannya sendiri, memiliki risiko yang membahayakan janin.
Dr. Caroline menambahkan, bahaya poop kucing yang dimaksud di sini, adalah risiko bayi lahir dengan gangguan seperti masalah retina mata, hidrosefalus, pembesaran hati dan limpa.
https://radarbanyumas.co.id/who-selidiki-keterkaitan-hepatitis-misterius-dengan-covid-19/
Pada kasus yang parah, toxoplasmosis dapat menyebabkan bayi lahir prematur, hingga keguguran.
Ilustrasi memelihara kucing (istimewa)
Sebab itu juga, mereka yang memiliki kucing di rumah, disarankan untuk memeriksakan kondisi mereka ke dokter spesialis obstetri ginekologi.
Di sini, dokter akan melakukan pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus, Sifilis), untuk memastikan kondisi ibu hamil.
Efek Toxoplasma pada Orang Dewasa
Usai mempelajari 213 partisipan dewasa, para ahli berkesimpulan bahwa sepertiga dari mereka yang terpapar Toxoplasma, terlihat lebih menarik secara fisik, dibandingkan mereka yang tidak terpapar.
Efek Toxoplasma gondii pada wanita, bahwa mereka mengalami penurunan berat badan sekitar 10 persen dari berat sebelumnya.
Para ahli berpendapat bahwa efek positif parasit ini kepada manusia, adalah terkait dampaknya terhadap produksi hormon bahagia, serotonin dan dopamine.
Ada juga yang berpendapat bahwa Toxoplasma gondii dapat menyebabkan manusia, membakar lebih banyak kalori dari tubuh mereka, membuat mereka jadi lebih langsing dari sebelumnya.
Sementara pada pria, salah satu efek Toxoplasma gondii adalah meningkatkan produksi hormon testosterone.
Fungsi hormon testosterone pada pria, selain untuk fungsi 'ehem-ehem', juga untuk kesehatan tulang dan otot. (FIN/ali)