Ilustrasi tidur
YOGYAKARTA - Perubahan pola tidur pasti terjada selama bulan puasa ini. Terlebih bagi mereka yang tak terbiasa bangun sebelum waktu subuh.
Jika tidak dikelola dengan baik, seseorang bisa saja mengalami masalah kekurangan tidur. Padahal, kebutuhan tidur adalah tujuh jam dalam sehari, tak terkecuali pada bulan Ramadan.
Oleh karena itu, dr. Nugroho Anargha dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan tips mudah bagaimana sebaiknya mengatur pola tidur sepanjang bulan puasa.
Dokter Nugroho mengatakan seseorang yang kurang tidur memiliki potensi untuk mengalami risiko sakit kepala, perubahan emosi, penurunan konsentrasi, dan kenaikan berat badan.
Pada prinsipnya, ada tiga faktor penting yang mendasari kualitas tidur, yaitu jadwal tidur yang konsisten, periode tidur yang cukup tanpa gangguan, dan kebiasaan sleep hygiene yang baik.
Tidur yang berkualitas juga bisa didapatkan dalam ruang tidur yang gelap dan tenang, serta memberikan waktu yang cukup untuk bersantai sebelum waktu tidur.
https://radarbanyumas.co.id/psikiater-puasa-ramadan-bisa-untuk-detoksifikasi-jiwa/
Selama Ramadan pola tidur seseorang pasti akan terganggu karena kita akan meluangkan waktu paling tidak dua jam untuk sahur.
Ilustrasi tidur
Dokter Nugroho menyarankan agar kita memajukan jam tidur dari biasanya. "Jika akan melakukan salat Tahajud dan sahur pukul 03.00, sebaiknya jam tidur mulai pukul 21.00," saran dia.
Perubahan pola tidur dimulai sejak berpuasa, dilakukan secara bertahap dan konsisten sehingga tubuh dapat membentuk irama tidur yang baru.
Apabila memungkinkan, dia menyarankan Anda untuk tidur sesaat selama 20 menit pada petang hari. Setelah satu bulan menjalani pola tidur yang berbeda sepanjang Ramadan, Anda bisa mengembalikan pola tidur seperti biasa.
Nugroho menyarankan untuk mengembalikan pola tidur seperti dahulu secara bertahap. "Jika diperlukan, gunakan alarm untuk menjaga agar tidak terjadi jam tidur yang berlebihan," ucapnya. (Antara/mar3/jpnn/ali)