RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Melakukan self diagnosis mungkin dilakukan oleh sebagian orang tanpa menyadari tindakan tersebut. Sebagai contoh, seseorang mungkin berpikir, "Mengapa jantungku berdebar, mungkin ini tanda penyakit jantung."
Jika Anda pernah melakukan hal serupa, perlu berhati-hati karena terdapat risiko bahaya self diagnosis yang dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda.
Self diagnosis merujuk pada usaha mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh secara mandiri, baik dari sumber seperti teman, keluarga, internet, atau pengalaman pribadi. Namun, seharusnya diagnosis penyakit hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten, seperti dokter, psikiater, atau psikolog.
Bahaya Self Diagnosis yang Perlu Diperhatikan
Adapun beberapa konsekuensi negatif yang dapat timbul saat melakukan self diagnosis meliputi.
1. Risiko Kesalahan Diagnosis
Bahaya self diagnosis yang pertama yaitu risiko akan terjadinya kesalahan diagnosis. Menetapkan diagnosis penyakit bukanlah tugas yang sederhana. Proses ini melibatkan analisis menyeluruh dari gejala yang muncul, riwayat kesehatan, faktor lingkungan, serta hasil pemeriksaan fisik dan tes tambahan.
BACA JUGA:Bahaya Self-Diagnosis pada Pengidap Mental Illness, Lebih Baik Jangan Malu Untuk Konsultasi!
BACA JUGA:Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Mental
Tak jarang, diperlukan serangkaian pemeriksaan lebih lanjut dan observasi mendalam untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Salah satu bahaya self diagnosis yaitu ada kemungkinan besar bahwa aspek-aspek penting tersebut terlewat, sehingga dapat menghasilkan diagnosis yang keliru. Apalagi jika informasi yang menjadi dasar diagnosis berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya.
Penting untuk diingat bahwa hanya karena mengalami satu atau dua gejala dari suatu penyakit tidak berarti seseorang benar-benar menderita penyakit tersebut. Terlebih lagi, banyak penyakit yang memiliki gejala yang serupa.
Contohnya, irritable bowel syndrome dan kanker usus besar, keduanya menunjukkan gejala diare dan sembelit. Selain itu, perasaan sedih yang mendalam dapat menjadi gejala bipolar atau depresi, namun juga bisa merupakan respons psikologis yang normal terhadap suatu peristiwa.
BACA JUGA:7 Cara Mengelola Kesehatan Mental Siswa Menjelang Ujian, Jadi Tidak Tegang dan Hasil Maksimal!