Turbin angin mengonversi energi kinetik angin menjadi energi listrik. Daerah yang memiliki angin kuat, seperti pegunungan atau wilayah pesisir, sering digunakan untuk pembangunan turbin angin.
Energi angin tentu akan sangat membantu mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik fosil yang jumlahnya amat terbatas dan terus menipis.
BACA JUGA:Lebih Murah, Pengguna PLTS Atap Bakal Sulit Dibendung
- Energi Air (Hydropower)
Energi air atau hydropower memanfaatkan energi kinetik air untuk menghasilkan listrik. Bendungan dan turbin air digunakan untuk mengubah energi air menjadi daya yang dapat digunakan.
Pembangkit listrik tenaga air memiliki dampak lingkungan yang relatif rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional.
- Energi Biomassa
Biomassa mencakup penggunaan material organik, seperti kayu, limbah pertanian, atau limbah makanan, untuk menghasilkan energi.
Proses pembakaran atau fermentasi biomassa menghasilkan panas atau gas, yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik atau panas.
- Energi Panas Bumi (Geotermal)
Energi geotermal berasal dari panas bumi di bawah permukaan. Pembangkit listrik geotermal menggunakan uap air atau panas bumi langsung untuk menghasilkan energi listrik.
Wilayah geotermal yang aktif, seperti daerah pegunungan dan wilayah vulkanik, sangat cocok untuk pengembangan sumber energi ini.
BACA JUGA:Super Chuan dari PLN Dukung Operasional Tambak Udang Baru di Kabupaten Cilacap
- Energi Ombak dan Pasang Surut
Energi dari ombak dan pasang surut memanfaatkan gerakan air laut untuk menghasilkan energi. Mesin dan turbin dirancang untuk mengonversi energi kinetik air menjadi listrik.
Lokasi dengan perbedaan pasang surut yang besar, seperti selat atau estuari, merupakan tempat ideal untuk proyek energi ini.
Manfaat Energi Terbarukan
- Berkelanjutan dan Diperbarui
Sumber daya energi terbarukan terus diperbarui melalui proses alam, yang berarti mereka dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa kekhawatiran kehabisan.
- Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca