Asupan gizi yang kurang baik, terutama protein, zat besi, dan vitamin A, dapat menyebabkan stunting.
- Infeksi dan Penyakit Kronis
Infeksi yang sering dan penyakit kronis, seperti diare dan infeksi pernapasan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak.
Kondisi Lingkungan dan Kebersihan: Air tidak bersih, sanitasi yang buruk, dan kondisi lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan infeksi dan menghambat pertumbuhan anak.
BACA JUGA:Percepat Penurunan Stunting, Pemprov Jateng Akan Optimalkan Intervensi di 20 Daerah
BACA JUGA:Bupati Purbalingga : Nikah Dini Picu Persoalan Stunting
- Praktik Pemberian ASI yang Buruk
ASI (Air Susu Ibu) memiliki peran penting dalam memberikan nutrisi yang diperlukan oleh bayi. Jika pemberian ASI tidak optimal, risiko stunting dapat meningkat.
- Periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Periode ini, yang dimulai dari kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan, merupakan masa yang sangat penting dalam pembentukan pertumbuhan anak.
Dampak Stunting
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang serius, termasuk:
- Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, menyebabkan keterlambatan dalam aspek kognitif dan kecerdasan.
BACA JUGA:Triwulan IV, Angka Stunting di Cilacap Turun
BACA JUGA:IDI Cabang Purbalingga Salurkan Bantuan Air Bersih dan PMT Stunting
- Menurunkan Produktivitas
Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi dewasa dengan produktivitas rendah, mempengaruhi potensi ekonomi dan perkembangan suatu negara.
- Risiko Penyakit Kronis
Anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi pada masa dewasa.
Pencegahan Stunting
Pencegahan adalah kunci untuk mengatasi masalah stunting. Beberapa upaya pencegahan melibatkan:
- Peningkatan Gizi