Kondisi Pengrajin Tempe di Tengah Naiknya Harga Kedelai

Kamis 16-11-2023,18:37 WIB
Reporter : Ahmad Erwin
Editor : Ali Ibrahim

Jurus Terakhir Naikkan Harga Tempe, Tapi Kasihan Sama Pelanggan

Kondisi sulit sedang dialami para perajin tempe di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Mereka terpaksa memutar otak agar tetap memperoleh keuntungan ditengah naiknya harga kedelai. 

Ahmad Erwin, Banyumas. 

Merupakan profesi yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun, Imam (45), salah satu perajin tempe di Rt 4 Rw 4 Desa Pliken kini harus memutar otak. 

Pasalnya, kedelai yang merupakan bahan baku dalam pembuatan tempe tersebut, harganya saat ini kian melonjak. 

Imam menceritakan, saat ini harga kedelai terus naik dibanding harga stabil yang biasanya hanya dikisaran Rp. 10 hingga Rp. 11 ribu. 

BACA JUGA:Percepatan Penurunan Stunting di Cilacap Terus Dilakukan

"Sekarang 12.550 per kilo kedelai dan ini adalah kedelai impor. Naiknya sudah sejak 1 bulan awalnya awalnya Rp10.600," ungkapnya.

Hal itu lantas membuat daya beli masyarakat menurun, dan menyebabkan tingkat produksi anjlok. 

"Biasanya produksi 70 Kg, tetapi saat ini mentok hanya 50 50 Kg per hari," kata Imam. 

BACA JUGA:Ancaman Kebakaran di Cilacap Tinggi, Perda Tentang Bahaya Kebakaran Perlu Disesuaikan Lagi

Dijelaskan, untuk mensiasati naiknya harga kedelai Ia memiliki niat untuk menaikkan harga tempe. 

"Mau gak mau kalau kepepet satu-satunya menaikkan harga tempe mengikuti harga dari kenaikan kedelai, paling kaya gitu, itu Jurus terakhir (kalau harga tidak turun, red)," lanjutnya. 

Ada rencana juga untuk memperkecil ukuran tempe yang diproduksi. 

BACA JUGA:DPRD Banyumas Ingatkan Raperda RTRW Harus Bebas Kepentingan Kelompok atau Individu

Kategori :