2. Sebagai seorang anak, apakah saya merasa hadir sebagai bagian dari keluarga?
3. Apakah orang tua saya menghargai argumen saya dan mengizinkan saya menjadi diri saya sendiri?
4. Apakah saya tengah menyesali masa kecil saya?
5. Apa relasi saya dengan diri saya sendiri?
Pertanyaan tersebut sangat membantu untuk mulai berkompromi dengan diri sendiri dan tak boleh dijadikan tumpuan untuk menuding orang lain atas trauma emosional yang dialami di masa kecil.
Mengenali tanda-tanda inner child yang tergores dan menyembuhkan luka inner child itu penting.
Sehingga sebagai suami atau istri kita bisa membina hubungan yang baik dengan pasangan kita. Dan sebagai orang tua, kita tak “menurunkan luka emosional ini” pada anak-anak kita kelak. (ian)