Bila kamu kerap didustai, ditipu, atau dimanipulasi saat masih kecil, kamu cenderung mempersoalkan niat orang lain. Dengan kata lain, mudah untuk menjadi tidak percaya maupun curiga.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Siapkan Fisik dan Mental Jelang Uji Klinis
BACA JUGA:Pejabat Diminta Rombak Mental Pejabat Lama
Ini adalah prosedur untuk mengatasi rasa sakit ataupun penyesalan yang disebabkan oleh pengkhianatan orang lain. Akan tetapi, kecurigaan yang teramat bisa berdampak buruk pada hubungan yang stabil.
Tak semua orang berniat menyakitimu. Dan menampik untuk mempercayai seseorang yang sungguh tulus akan menghalangimu memiliki hubungan yang baik.
Apabila kamu merasa punya masalah kepercayaan yang teramat, coba ingat-ingat apakah semasa kecil kamu kerap dimanipulasi oleh orang lain di sekitarmu.
4. Takut Menanamkan Penentuan Privasi
BACA JUGA:Fun Uphill Baturraden Latih Mental Atlet ISSI
BACA JUGA:Pria Tersesat Ditemukan di Desa Panican, Kondisi Keterbelakangan Mental
Batasan yakni adab yang kamu buat di benak mengenai berapa besar kamu membiarkan orang lain “memasuki” hidupmu, supaya bisa merasa tenang.
Orang dengan inner child yang terluka kadang-kadang mengalami kesusahan dalam menentukan dan menegakkan batasan. Contohnya yaitu people pleaser.
Bila kamu tak bisa berkata "tidak" pada ajakan orang lain yang mengusik ketenteramanmu, tampaknya kamu adalah orang yang suka menyenangkan orang lain atau biasa disebut people pleaser.