Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi rumah baduta yang tersebar di dua belas RT dan tiga RW Desa Datar. Program ini dilakukan dua kali dalam satu bulan selama 4 bulan untuk mengetahui perkembangan status gizi baduta stunting.
BACA JUGA:Majukan Potensi Desa, BEM FEB Unsoed Luncurkan Program Mitra Desa di Karanganyar Patikraja
Tim PPK Himagi melakukan food recall 24 jam mengenai konsumsi makanan ibu dan baduta dari setelah bangun tidur hingga keesokan harinya setelah bangun tidur kembali.
Tim mencatat makanan yang dikonsumsi ibu dan baduta pada setiap waktunya serta jumlah snack maupun suplemen yang dikonsumsi.
Melalui instrumen ini, Tim PPK Ormawa Himagi dapat menganalisis dan mengevaluasi pola makan ibu dan baduta yang dikunjungi.
Selain itu, juga dilakukan edukasi kepada ibu dan keluarga baduta tentang pentingnya pemberian makan yang tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang.
BACA JUGA:33 Mahasiswa Unsoed Ditempatkan KKN Di Desa Panembangan
Melalui program ini juga diberikan dukungan dalam bentuk protein hewani sebagai salah satu upaya penanggulangan stunting.
Asupan protein sangat penting bagi baduta sebagai bahan penunjang tumbuh kembang anak serta peningkatan kecerdasan.
Mendukung program ini juga dilakukan edukasi dan berbagi pengalaman dari Dr. Kitti Sranacharoenpong, PHD yang berasal dari Mahidol University, Thailand.
Program ini mendapatkan sambutan baik dari berbagai pihak diantaranya adalah dinas kesehatan, puskesmas, pemerintah desa, kader posyandu dan masyarakat.
BACA JUGA:Flu Burung Kembali Mengintai, Begini Tanggapan Ahli Epidemiolog Unsoed
BACA JUGA:Pemakaman Pendaki Unsoed yang Meninggal Dunia di Gunung Slamet Diiringi Isak Tangis
Dinas kesehatan dan puskesmas memberikan dukungan dalam bentuk bantuan tablet tambah darah untuk remaja serta narasumber pada kegiatan kolanting oleh ahli gizi puskesmas.