CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Masyarakat Kabupaten Cilacap melestarikan budaya melalui tradisi. Seperti yang dilakukan masyarakat di Dusun Cikondang, Desa Datar, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap pada Senin (18/9/2023).
Masyarakat di Dusun Cikondang melakukan Sidikah Tilawatan Maulud di Keramat Cipari, Desa Datar, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap . Keramat merupakan kuburan leluhur Kepala Desa Datar pertama yang bernama Eyang Raminah.
Pelestari Adat Dayeuhluhur, Ceceng Rusmana menuturkan, ada sekitar 300 orang yang hadir mengikuti Sidikah Tilawatan tersebut. Mereka yang datang bukan hanya masyarakat Dusun Cikondang, Desa Datar, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap. Namun juga masyarakat dari Dusun Hanum dan Singaraja.
"Yang datang, mereka yang memiliki leluhur di Keramat. Keramat merupakan tempat pemakaman umum, namun ada kuburan yang disakralkan. Setiap bulan Maulud, kita laksanakan Sidikah Tilawatan," tutur Ceceng.
BACA JUGA:Menunggak Pajak, Rumah Makan Padang Serba Rp 10 Ribu di Cilacap Disidak Satpol PP dan BPPKAD
BACA JUGA:Cilacap Masih Negatif Rabies, Dispertan Ajak Masyarakat Vaksinasi Hewan Peliharaannya
Ceceng mengatakan, sebelum melakukan upacara Sidikah Tilawatan, masyarakat terlebih dahulu melakukan resik kubur di masing-masing keluarga yang memiliki leluhur.
"Kemudian paginya melakukan Sidikah Tilawatan. Kita berkumpul di Keramat mengirim doa-doa untuk leluhur yang dipimpin oleh Pak Ustad, dengan menggunakan bahasa Sunda lama," jelas Ceceng.
Ceceng mengatakan, yang paling khas dari doa Maulud, pada bagian-bagian doa tertentu, masyarakat membungkus nasi dengan daun pisang untuk dijadikan sesaji di rumah. Sesaji pertama diletakkan di tempat beras dan kedua diletakkan di kandang ternak.
"Konon jika menaruh nasi tersebut akan membawa keberkahan pada beras dan hewan ternak kita," kata Ceceng.
Ceceng mengatakan, filosofi dilakukan Sidikah Tilawatan, apabila ada tamu yang mengikuti hadir dalam tradisi ini akan anggap sebagai keluarga sendiri, karena mereka sudah hadir ikut mendoakan arwah para leluhur.
"Dari segi gotong royong tentu, karena kegiatan Sidikah Tilawatan ini dilaksanakan secara swadaya. Masyarakat iuran semampunya. Dan ini merupakan dari budaya tradisi leluhur kita yang akan terus kita uri-uri," ujar Ceceng. (ray)