RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Mecah Paruk termasuk salah satu tradisi unik di Kebumen, Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan tradisi syukuran (slametan) kehamilan dari dua atau lebih perempuan yang punya ikatan persaudaraan.
Tradisi Mecah Paruk ini sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Desa Arjowinangun, Kebumen. Meskipun belum ada informasi mengenai kapan awal mula tradisi ini dilakukan serta siapa penggagasnya, akan tetapi hingga saat ini tradisi Mecah Paruk masih terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Arjowinangun.
Masyarakat setempat beranggapan jika tradisi Mecah Paruk dilakukan sebagai bentuk lain dari tradisi slametan kehamilan. Tradisi ini dilakukan karena ada dua atau lebih perempuan bersaudara yang hamil bersamaan.
Dalam hal ini "bersaudara" yaitu dua atau lebih perempuan tersebut punya ikatan persaudaraan, baik itu kandung, sebab suami (ipar), ataupun sebab orang tua (keponakan).
BACA JUGA:Nikmatnya Kuliner Tradisional Tempe Mendoan Khas Banyumas
BACA JUGA:Tradisi Rebo Wekasan: Pengertian, Sejarah, dan Perayaannya di Tanah Jawa
Contohnya, ibu yang hamil bersamaan dengan anaknya, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun menantu. Selanjutnya, bibi yang hamil bersamaan dengan keponakannya, baik itu keponakan sendiri maupun keponakan ipar. Lalu, seorang kakak dan adik yang hamil bersamaan, baik kandung, ipar, ataupun ikatan persaudaraan yang lainnya.
Adapun yang dimaksud dengan kata "hamil bersamaan" di sini yaitu hamil dalam lintas waktu yang bersamaan baik yang usia kandungannya sama atau berbeda. Maka dari itu, sebelum perempuan yang paling tua usia kehamilannya ini melahirkan, dia harus melakukan tradisi Mecah Paruk.
Tujuan dilaksanakannya tradisi Mecah Paruk ini yaitu sebagai bentuk manifestasi doa atau harapan kepada Tuhan agar para perempuan yang hamil tersebut diberikan kelancaran serta keselamatan ketika persalinan.
Tak hanya itu, tradisi ini juga bermakna agar bayi yang di dalam kandungan bisa selamat dan sejahtera hingga kelak bayi tersebut lahir dan hidup di dunia ini.
BACA JUGA:Jadi Alat Musik Tradisional Banyumas, Yuk Kenal Lebih Dekat dengan Kentongan
BACA JUGA:Sebelum Menjadi Alat Musik Tradisional, Kentongan Ternyata Berfungsi Sebagai Alat Komunikasi
Pelaksaan Tradisi Mecah Paruk
Tradisi Mecah Paruk ini dalam praktiknya kurang lebih seperti transaksi jual beli makanan siap santap, di mana penjaul dan pembeli bertemu secara langsung. Prosesi ini diawali dengan menyiapkan semua makanan yang hendak dijual. Kemudian setelah semuanya siap, sang penjual atau dalam hal ini yaitu perempuan yang dituakan dari para perempuan yang hamil akan menempatkan diri di perempatan jalan lengkap dengan barang dagangannya.
Selain memiliki keunikan karena lokasinya di perempatan jalan, keunikan lainnya dalam tradisi ini yaitu waktu pelaksanaannya yang dianjurkan hari Jumat. Tak hanya itu, terdapat menu pokok yang diwajibkan dalam tradisi ini yaitu nasi putih dan becek lumbu krawu gedhang. Adapun menu tambahan yang hanya bersifat pelengkap yaitu kerupuk dan tempe goreng. Menu-menu inilah yang nantinya akan dijual oleh perempuan hamil tersebut di perempatan jalan.