Mengenal Tari Cepetan, Tari Khas Kebumen

Rabu 13-09-2023,05:15 WIB
Reporter : Dian Puspitasari
Editor : Laily Media Yuliana

RADARBANYUMAS.CO.ID - Tari Cepetan adalah salah satu tari khas kebumen. Di mana penarinya harus memakai topeng cepet dengan berbagai karakter. Sebagai gambaran, penari bertopeng itu serupa dengan Tari Topengi Bali. Tari Cepetan

Adapun cara membaca Cepetan seperti membaca huruf "e" pada bebek. tari Cepetan ini tepatnya berasal dari Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Tarian ini merepresentasikan pembukaan lahan di Karanggayam saat Jepang masih menduduki Indonesia di tahun 1943. Di tahun tersebut, banyak warga yang menderita kesusahan dan mengalami wabah penyakit mematikan, serta kekurangan dalam bidang pertanian akibat kekeringan.

Awalnya, Tari Cepetan ditujukan guna mengenyahkan rasa takut warga yang kala itu akan dilakukan pembukaan lahan permukiman di hutan Curug Bandung. Para warga setempat berinisiatif menghalau penjajah dengan bertransformasi sebagai "Cepet Alas" dengan topeng buatan. Dari sinilah Tari Cepetan terbentuk.

BACA JUGA:Cepetan, Kesenian Tradisional yang Mulai Langka, Dihelat pada Hajatan Khitanan

BACA JUGA:Mengenal Angguk Banyumasan, Tarian Unik dari Banyumas

Pemain Tari Cepetan akan membentuk formasi empat arah mata angin dan bersujud serasi arah sudut tersebut. Hal ini sekaligus sebagai simbol dan kepercayaan Jawa yang bunyinya "Sedulur papat, lima pancer".

Tari Cepetan Diiringi dengan Musik Tradisional

Seperti kegiatan kebudayaan lain, Tari Cepetan pun diiringi dengan permainan alat musik tradisional. Di antaranya adalah gamelan, saron, simbal, dan bedug.

Nantinya lagu yang dimainkan biasanya berupa lagu dengan spektrum ala pertempuran di zaman penjajahan.

Ciri Khasnya Adalah Topeng Cepet dan Kostum Warna Hitam

Berbeda dengan tari-tari khas Jawa lainnya, penari Tari Cepetan khas Kebumen ini mengenakan topeng cepet. Topeng cepet pun bermacam-macam banget bentuknya, mulai dari petani sampai makhluk halus.

Topengnya sendiri biasanya terbuat dari kayu pule yang dibentuk dan juga ditambahkan dengan ijuk atau serabut hitam sebagai rambutnya.

Di samping itu, kostum yang dipakai adalah warna hitam. Warna hitam merujuk pada pendeskripsian karakter lelembut cepetan. Nggak cuma itu, penari pun akan memakai ikat pinggang khusus, dan yang nggak kalah penting adalah jarit.

Akan tetapi, seiring perkembangan zaman ada kemajuan dan modifikasi pada kostumnya. Selagi nggak mengurangi nilai atau makna yang terkandung, hal ini nggak menjadi masalah.

Kategori :