RADAR BANYUMAS.DISWAY.ID – Untuk kaum milenial sekarang pasti sangat asing dengan kentongan. Biasanya alat ini masih digunakan di masjid untuk memanggil para jamaah muslim sebelum adzan. Selain menjadi alat musik kentongan juga ternyata awalnya digunakan untuk berkomunikasi.
Biasanya kentongan masih ditemukan di area pedesaan, dan sudah jarang atau bisa terbilang barang antik di daerah perkotaan. Kentongan juga memiliki peminatnya yang bahkan sampai menjadi koleksi yang diburu pada kolektor.
Kentongan biasanya terbuat dari kayu atau bambu yang dilubangi, agar menhasilkan suara atau bunyi khas kentongan.
Dikarenakan adanya rongga dalam kayu atau bambu kentongan dapat membuat suara atau bunyi yang unik tergantung besar kecilnya rongga.
BACA JUGA:Kentongan Banyumas: Alat Musik Tradisional yang Unik dan Bersejarah
BACA JUGA:Setelah Kentongan, Rangkaian Hari Jadi Kabupaten Banyumas Ditutup Dengan Malam Resepsi
Sejarah Kentongan
Awal mula, kentongan ini sebenarnya berasal dari Legenda Cheng Ho dari Cina pada tahun 1990, yang sedang melakukan perjalanan keagamaan.
Di dalam perjalanan yang dilalui Cheng Ho, dia menemukan alat keagamaan tersebut. Penemuan yang dia temukan pun dibawa ke China, Korea, dan Jepang.
Di masa sekarang masih sering digunakan di area pedesaan, dan fungsi kentongan sangat bervariatif salah satunya menjadi alat komunikasi.
Kentongan biasanya memiliki Panjang 1-2 meter dan berdiameter 40cm, tetapi di masa sekarang kentongan sangat beragam dan memiliki ukuran yang berbeda. Dari ukuran kentongan yang sangat besar sampai ukuran kentongan yang sangat kecil.
BACA JUGA:31 Grup Ramaikan Lomba Kentongan Hari Jadi Kabupaten Banyumas ke-452
BACA JUGA:Tak Hanya Kembang Api, Taman Kota Sumpiuh Bakal Dimeriahkan Kentongan Saat Malam Tahun Baru
Fungsi Kentongan
Sebelum ditemukanya android dan internet, kentongan adalah alat komunikasi yang sangat berguna. Biasanya digunakan untuk menggumpulkan warga jika terjadi sesuatu di daerah tersebut.