BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dibawah dua tahun (Baduta) pada Desa Pekuncen dan Cikembulan dibantu dari Coorporate Social Responsibility (CSR).
Nutrisionis Puskesmas Pekuncen II, Islamiati Putri Amalia, S.Gz mengatakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari CSR yang sudah berjalan di wilayah kerja Puskesmas II Pekuncen bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) ada di Desa Pekuncen dan Cikembulan.
Yang telah dilaksanakan, pihaknya mencari sasaran PMT Baduta atau ibu hamil untuk dilakukan pengukuran awal. Selanjutnya setelah menu PMT didapatkan, menu terlebih dahulu dicocokan ke Dinas Kesehatan kabupaten dengan pengelolaan menu pada kader kesehatan masing-masing desa.
"Mungkin bisa lewat katering. Tapi tetap kita pantau. Paling bagus dari kadernya sendiri," katanya.
BACA JUGA:Desa di Pekuncen Didorong Mulai Lakukan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Stunting
BACA JUGA:PMT Balita Potensi Stunting di Desa Kracak Sasar 84 Penerima
Islamiati menjelaskan untuk menu PMT digunakan menu siklus sepuluh hari selama 90 hari agar Baduta tidak bosan. Artinya setelah 10 hari, menu PMT kembali ke menu siklus pertama. Untuk nominal satu porsi PMT balita, kurang lebih Rp 17 ribu. Jika pada PMT sebelumnya lebih kepada makanan padat kalori, ke depan bisa dibuat makanan tinggi protein hewani.
"Dari telur bisa diolah. Ada udang dan ikan. Namun perlu juga ditanyakan pada ibu balita terkait ada atau tidaknya alergi pada anak," terang dia.
Dilanjutkannya karena tekstur PMT yang diberikan pada Baduta bentuknya bisa berbeda-beda, misalnya untuk balita yang masih dibawah usia satu tahun dapat disampaikan ke ibunya agar makanan dihaluskan terlebih dahulu sebelum diberikan pada anak. Dengan berbentuk snack, maka PMT tidak mengganggu jadwal tiga kali makan utama balita pada pagi, siang dan sore. Ditegaskannya PMT pada Baduta resiko stunting bukan sebagai pengganti makan utama.
"Kalau di Pekuncen dan Cikembulan diberikan sekitar pukul 10.00 WIB," pungkasnya. (yda)