PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Koordinator Kabupaten Purbalingga Gerakan, Mage Pada Sekolah, Kabupaten Purbalingga Subeno mengungkapkan, sebanyak 1.698 Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Purbalingga, kembali sekolah.
Meski, sebagian besar mengikuti kegiatan pendidikan di Pusat Kegiatan belajar Masyarakat (PKBM) atau sekolah kejar paket.
Hal itu diungkapkan oleh mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga ini, kepada Radarmas, Selasa, 6 Desember 2022.
BACA JUGA:Pimpinan Parpol Diminta Ikut Aktif Dalam Penentuan Dapil
"Masih banyak pekerjaan besar lainnya. Karena jumlah ATS di Kabupaten Purbalingga cukup tinggi," ujarnya.
Melihat hal iu, dia meminta kepada PKBM untuk menggandeng pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Purbalingga, yang tak memiliki lembaga pendidikan formal.
"Jadi nantinya pengajar PKBM datang langsung ke Ponpes tersebut, untuk memberikan pendidikan kepada ATS yang ada di ponpes tersebut," jelasnya.
BACA JUGA:Jepang Kalah Adu Penalti dengan Kroasia
Sistem jemput bola tersebut menurutnya lebih efektif, untuk mengurangi angka ATS di Kabupaten Purbalingga.
"Ini yang sedang kami sosialisasikan. Nanti, PKBM yang menyelenggarakan pendidikan adalah yang berada di lokasi paling dekat dengan Ponpes tersebut," lanjutnya.
Dia menjelaskan, aelama ini stigma PKBM hanya menjadi penyelenggara pendidikan kesetaraan harus diubah.
BACA JUGA:Kadindik Banyumas Joko Wiyono : Akreditasi Jangan Dianggap Susah
PKBM tidak hanya menyelenggarakan pendidikan Paket A, B dan C.
"PKBM juga bisa menyelenggarakan pendidikan vokasi, pemberdayaan perempuan bahkan kepemudaan. PKBM didorong untuk terus mengoptimalkan potensi yang ada agar stigma PKBM bisa berubah dan menjadi lebih baik ke depannya. Termasuk mengatasi persoalan ATS,” ujarnya.
Diketahui, Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019 menyebutkan 22 ribu anak usia 7-18 tahun di Kabupaten Purbalingga tidak bersekolah.