BANYUMAS-Umat Hindu menggelar upacara entas-entas di Lapangan Desa Klinting Kecamatan Somagede, Sabtu (1/10). Upacara bertujuan untuk mendewatakan para leluhur.
Sehingga leluhur setara dengan para dewa. Dengan demikian, leluhur memiliki kewengan lebih untuk mengurus keturunannya.
"Mengayomi, memenuhi kebutuhannya, supaya keturunannya sehat, makmur dan sejahtera," papar Wakil Ketua Dewan Pakar Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Bidang Keagamaan dan Spiritualitas, Aji Dewa Suratnaya.
Aji Dewa menjelaskan upacara entas-entas leluhur di Banyumas disebut pangentas panjurung sukma atman manunggal. Banyumas merupakan daerah tua. Termasuk salah satu daerah yang dulu mengawali.
Entas-entas memiliki esensi bakti keturunan terhadap leluhurnya. Upacara tidak perlu dilakukan rutin setiap tahun. Bisa tiga atau lima tahun sekali.
"Entas-entas leluhur yang sekarang kita lakukan adalah massal. Leluhur yang disempurnakan bisa ratusan ribu," terang Aji Dewa.
Entas-entas leluhur sebagai salah satu cara menyelesaikan silang sengketa, dendam, sakit hati leluhur. Misalnya, yang mengikuti perang penjajahan. Sebab, kematian leluhur belum siap.
"Leluhur kita selesaikan di sini. Di entas, disempurnakan. Dalam konsep Hindu, sehingga kalau reinkarnasi nanti leluhur sudah tidak punya beban buruk. Tidak ada bekas sisa sakit hati, dendam dan sebagainya. Harapannya, anak yang menerima reinkarnasi bisa hidup dengan wajar," jelas Aji Dewa. (fij)