BANJARNEGARA - Seorang pendiri, ketua yayasan sekaligus pengasuh pondok pesantren di Banjarmangu berinisial SW alias JS diduga mencabuli tujuh santrinya. Perbuatan yang dilakukan tersangka merupakan pencabulan sesama jenis karena semua korban adalah laki-laki.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menjelaskan kasus ini terungkap karena korban menceritakan kepada ustadz yang lain.
"Kebetulan istrinya di Aceh," kata dia saat jumpa pers di aula Mapolres Banjarnegara , Rabu (31/8). Saat istrinya ke Aceh, tugas SAW mengajar digantikan oleh ustadz yang lain. "Dari situlah para korban pencabulan menceritakan kepada ustadz yang menggantikan," terangnya.
Dari hasil rekonstruksi dan interogasi, tersangka mengakui mencabuli tujuh santrinya. "Kasus ini bisa dikembangkan lagi pada saat pemeriksaan lanjutan," ungkapnya.
Kapolres menjelaskan santri yang menjadi target pencabulan adalah santri yang bersih, putih dan ganteng. Korban rata-rata berusia 13, 14 dan 15 tahun. Modus yang digunakan tersangka yaitu mengajak calon korban ke rumah dan makan. Setelah makan baru perbuatan cabul dilakukan.(drn)