SOMAGEDE-Setiap lima belas hari sekali Umat Hindu di Pura Padaleman Giri Kendeng, Desa Klinting Kecamatan Somagede memperingati hari suci. Purnama dan Tilem sebagai hari suci dalam ajaran Hindu.
Slamet Raharjo selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyumas sekaligus Pemangku Pura Padelaman Giri Kendeng memaparkan purnama dimana bulan pada saat itu sedang dalam posisi bulat penuh dan sinar terang.
Sedangkan Tilem adalah saat sinar rembulan tertutup dan tidak ada sinar sehingga disebut tilem atau bulan mati.
"Pada saat Purnama dan Tilem, umat Hindu melaksanakan persembahyangan di pura menghaturkan bhakti dan memohon perlindungan dan puji syukur pada Hyang Widhi atas karunia dan berkah yang telah diterimanya selama ini," jelas Slamet Rahardjo, Minggu (28/8).
Purnama pada Agustus 2022 jatuh pada Jum'at tanggal 12. Sedangkan Tilem pada Jum'at tanggal 26. Pada malam Sabtu Pahing umat Hindu di Pura Pedaleman Giri Kendeng melaksanankan persembahyangan bersama-sama. Diiringi dengan suasana dingin pegunungan yang terasa menusuk sampai ketulang.
Purnama atau sukla paksa adalah hari suci memuja sang hyang candra. Sedangkan tilem ata krsna paksa adalah hari suci memuja sang hyang surya.
Purnama dan tilem merupakan hari penyucian terhadap Sang hyang rwa bhineda yaitu Sang hyang chandra dan Surya. Pada waktu gerhana bulan dipuja sebagai Candra stawa atau soma stawa. Pada waktu gerhana matahari dipuja sebagai surya cakra bhuwana sthawa.
"Purnama dan Tilem adalah hari suci bagi umat hindu untuk memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi," terang Slamet.
Di dalam lontar Sundarigama disebutkan terkait purnama dan tilem yang artinya ada hari-hari utama penyelenggaraan upacara persembahyangan sejak dulu. Sama nilai kertanaanya yaitu purnama dan tilem.
Ada hari purnama, bertepatan dengan sang hyang candra beryoga. Pada hari tilem bertepatan dengan sang hyang surya beryoga. Memohon keselamatan kepada Hyang Widhi pada hari suci demikian itu.
"Sudah seyogyanya kita para rohaniawan dan semua umat manusia menyucikan diri lahir bathin dengan melakukan upacara persembahyangan dengan menghaturkan sesaji atau yajna kepada Hyang Widhi," tandas Slamet. (fij)