"Namanya petani, penghasilan tidak menentu. Cukup untuk hidup saja alhamdulillah, tidak kepikiran untuk menabung. Alhamdulillah sekarang mimpi saya terlaksana," ujarnya.
Sumardi berharap, warga Wadas lain yang sampai hari ini belum mau menyerahkan lahannya untuk kepentingan proyek strategis nasional itu segera sadar.
Mereka diharapkan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak luar yang justru memberikan pengaruh negatif.
"Saya juga berharap, mudah-mudahan sedulur saya di Wadas bisa kembali guyub rukun seperti dulu. Kondisi sosial masyarakat bisa kembali rukun seperti dulu, tidak seperti sekarang yang membuat semua tidak nyaman," pungkasnya.
BACA JUGA:Belum Semua SD Negeri di Banyumas Lima Hari Sekolah
Sementara itu, Kepala Desa Wadas, Fahri Setyanto saat dikonfirmasi membenarkan bahwa banyak warganya yang berangkat Umroh setelah mendapat uang ganti untung. Menurutnya, itu hal yang bagus dibanding untuk membeli hal lain yang hanya sifatnya untuk hura-hura.
"Memang mayoritas warga menggunakan uang ganti untung untuk hal-hal yang baik. Diantaranya untuk beli tanah, beli rumah, modal usaha dan lainnya. Kami dari pemerintah memang menganjurkan untuk itu, yang paling penting tanah kembali ke tanah, sisanya untuk modal usaha dan lainnya termasuk untuk Umroh itu," ucapnya. (*)